--> Sejarah dan Riwayat Haryo Matahun, Tumenggung Jayengrono dan Pelarian Pakubuwono ll ke Ponorogo | Netizen Word
🌐 NETIZEN WORD - Berbagi Untuk Anda || merupakan PlatForm digital, cocok untuk anda yang suka dan hobby menulis, Mendidik para generasi muda dalam pembuatan konten - konten positif || 🌐 Medsos : @netizenword (Fanspage/Fb, IG, YouTube)

Sejarah dan Riwayat Haryo Matahun, Tumenggung Jayengrono dan Pelarian Pakubuwono ll ke Ponorogo

Ketika pasukan Sunan Kuning (Mas Garendi) yang dipimpin Kapitan Sepanjang dari arah Salatiga dan Boyolali berhasil menjebol benteng dan menguasai Kertasura pada Juni 1742, Pakubuwana II dievakuasi oleh kapten Van Hohendorf (VOC) dan melarikan diri ke arah timur menyeberangi Bengawan Solo ke Magetan sampai Ponorogo. Peristiwa ditandai dengan Candrosengkolo yang berbunyi "Pandito Enem Angoyog Jagad" (Raja yang telah kehilangan keratonnya).

Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, Pakubuwono II beristirahat di suatu tempat dimana beliau diberi Badeg (air ketan) oleh warga sekitar, sehingga tempat tersebut dinamakan Badegan atau sekarang menjadi Kecamatan Badegan arah barat Alun-Alun Ponorogo berbatasan dengan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. 

Setelah melepas lelah di Badegan, Pakubuwono II melanjutkan perjalanan ke arah timur dan menemukan sebuah dukuh dengan rumah-rumah yang sudah tertata rapi dengan sebuah alun-alun kecil. Pakubuwono II kemudian singgah kesebuah rumah yang besar yang ternyata milik Raden Jayengrono.

Setelah bertanya kepada Raden Jayengrono, Pakubuwono ll akhirnya bercerita bagaimana beliau sampai di wilayah Ponorogo. Setelah kejadian tersebut Pakubuwono ll mengetahui bahwa Raden Jayengrono masih trah keturunan dari Pakubuwono 1. Keduanya masih saudara satu kakek.

Raden Jayengrono adalah putra dari Raden Sasongko atau Adipati Harya Matahun, Bupati Jipang Bojonegoro dengan istri Raden Ayu Putri / Nyai Mas Sasongko putri dari Bupati Ponorogo Pangeran Mertawangsa ll. Adipati Harya Matahun sendiri adalah putra dari Pakubuwono l dengan istri Raden Ayu Kanastren putri R.A. Haryo Suroloyo putri Panembahan Pruwita putra Pangeran Prawoto putra Panembahan Prawoto putra Sunan Prawoto, putra Pangeran Trenggono putra Raden Patah.

Makam Adipati Haryo Matahun.

(Dalam hal ini Adipati Harya Matahun bersambung nasab sampai ke Majapahit dari jalur Raden Bondan Kejawan dari garis ayah dan jalur Raden Patah dari garis ibu. Adapun dari garis istri bersambung sampai Bathara Katong Ponorogo, jadi Harya Matahun bukan berasal dari trah Bre Metahun sebagaimana diduga oleh beberapa orang).

Ketika Rara Kanastren hamil Raden Sasongko hamil, ia dititipkan kepada Raden Sontodirjo putra Tumenggung Dadap Tulis, Wedana Carik Kraton Kertasura. Setelah besar Raden Sasongko diangkat sebagai Bupati Jipang Bojonegoro dibekas wilayah Kadipaten Rajekwesi. Adipati Harya Matahun kelak gugur dalam peperangan melawan pasukan Sampang, Madura di Bedholeng daerah Sidayu Gresik.

Pangeran Cakraningrat IV, pemimpin Madura Barat (1718-1746) menolak kekuasaan Mataram. Ia bersekutu dengan pemimpin Surabaya dan keturunan Surapati yang masih menguasai sebagian Jawa Timur dan berhenti mengirim upeti beras dan membayar bea pelabuhan Jawa Timur ke VOC. VOC mencoba berunding dengan dia pada bulan Juli 1744 tetapi ditolak. Pada Februari 1745 VOC menyatakan Cakraningrat IV makar. 

Cakraningrat IV angkat senjata dan menyerang Madura Timur. Mula-mula pasukan VOC kewalahan, tetapi arus berbalik. Akhirnya Cakraningrat terpaksa lari ke Banjarmasin dengan harapan dapat memperoleh dukungan orang Inggris, namun usahanya sia-sia karena ia ditangkap di sana dan diserahkan kepada VOC yang mengirimnya ke Kaap de Goede Hoop (Tanjung Harapan) di Afrika Selatan tahun 1746. Karenanya, ia mendapat julukan Panembahan Siding Kaap. 

Waktu itu Adipati Harya Matahun dan tentara Jipang dikerahkan untuk menggempur Madura. Tetapi penguasa Sidayu Tumenggung Secadiningrat putra Cakraningrat menghadang pasukan Jipang dan terjadilah pertempuran dahsyat. Adipati Harya Matahun yang sudah sepuh gugur pada Sabtu Kliwon 1735 M. Raden Tumenggung Kramawijaya, Adipati Japan yang merupakan putra Adipati Harya Matahun membawa jenazah ayahnya ke Jipang dan dimakamkan di Astana Majaranu, Dander Bojonegoro.

Adapun Raden Jayengrono putra ke 8 dari 13 putra Adipati Harya Matahun kala itu sedang nyantri ditempat asal ibunya di Ponorogo. Ia berguru kepada Kyai Ronggo Joyo (keturunan Ki Ageng Mirah) di Kranggan Ponorogo bersama para santri lainnya dari Demak. Diperkirakan Raden Jayengrono datang ke Ponorogo diusia 20 tahun pada 1696 dan menyamar sebagai anak desa. Setelah memperdalam ilmu agama kepada Kyai Ronggo Joyo kelak ia dipanggil dengan sebutan Syekh Sardulo Seto.

Selama berada di Desa Kranggan, ada seorang tokoh masyarakat yang tidak menyukai keberadaan beliau yang bernama Ki Jurang yang telah menempati wilayah Kranggan jauh sebelum Raden Jayengrono dan terkenal dengan kesaktiannya. Perseteruan sering terjadi antara Ki Jurang dan Raden Jayengrono. Setiap peperangan Ki Jurang ini kalah dan mati, akan tetapi dapat hidup lagi. 

Akhirnya Raden Jayengrono memutuskan untuk memisahkan bagian badan Ki Jurang menjadi dua dan dimakamkan di tempat yang berbeda. Bagian kepala dimakamkan disebelah barat sungai Desa Kranggan, sedangkan badannya dimakamkan disebelah timur sungai. Semenjak kejadian tersebut lingkungan sekitar makam Ki Jurang tersebut dinamakan dengan Jurang Kikir.

Kembali pada kisah awal di 1742 M, setelah Pakubuwono II beristirahat di rumah Raden Jayengrono, Pakubuwono II melanjutkan perjalanan dengan mengajak Raden Jayengrono sebagai penunjuk arah. Bupati Ponorogo Raden Tumenggung Surobroto yang mendengar keberadaan dari rombongan Pakubuwono menemuinya dan memohon untuk menuju ke kabupaten, namun beliau belum berkenan.

Pada suatu malam ketika rombongan Pakubuwono II beristirahat di sebuah bukit Raden Jayengrono melihat cahaya yang terang dari kejauhan. Merekapun mengikuti cahaya tersebut yang akhirnya jatuh di tempat seorang Mpu yang bernama Mpu Salembu. Cahaya tersebut dinamai dengan Pulung atau wahyu yang mempunyai kekuatan penjagaan dari segala marabahaya dan gangguan jin. Dan sejak kejadian itu, Raden Jayengrono diberi gelar oleh Pakubuwono II dengan nama Syekh Muhammad Nur Alam.

Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan kearah selatan dan singgah di sebuah wilayah dimana Pakubuwono lI dan Raden Jayengrono diberi sebuah Legen (air kelapa) oleh penduduk 

sekitar wilayah tersebut. Rasa dari air kelapa tersebut manis seperti buah sawo. Maka dari itu tempat persinggahan Pakubuwono II dan Raden Jayengrono tersebut diberi nama Sawoo.

Setelah singgah di Sawoo, rombongan melanjutkan perjalanan ke barat. Mereka menemui suara seperti gerombolan dengungan lebah. Ternyata ada sebuah masjid yang sedang melaksanakan Dzikir bersama di waktu malam. Selain masjid, terdapat pula sebuah pondok pesantren yang dipimpin oleh Kyai Ageng Hasan Besari. Dengan dibantu oleh Kiyai Raden Jayengrono dan Pakubuwono II merancang sebuah strategi untuk merebut kembali Keraton Kartosuro.

Setelah strategi perang dirancang, Raden Jayengrono dan Pakubuwono II melanjutkan perjalanan kembali untuk merebut keraton Kertasura yang telah direbut oleh Sunan Kuning sejak Juli 1742 dengan gelar Sunan Amangkurat V Senopati Ing Ngalogo Ngabdulrohman Sayidin Panotagomo. Dia mengangkat Tumenggung Mangunoneng sebagai patih dan Raden Suryokusumo (Pangeran Prangwedana) sebagai panglima perang.

Dalam perjalanannya, rombongan beristirahat di sebuah rumah seorang janda di Sumoroto dan diberi sebuah Jenang. Janda tersebut bernama Mbok Rondho Punuk. Pakubuwono II pun langsung memakan jenang tersebut di bagian tengahnya, padahal jenang tersebut masih dalam keadaan panas. 

Mbok Rondho Punuk kemudian menyampaikan firasatnya apabila perang tersebut terjadi maka akan langsung menuju ke bagian tengah, dalam artian akan terjadi pertumpahan darah dan bisa mengakibatkan rombongan Pakubuwono II dan Raden Jayengrono kalah. Akhirnya Raden Jayengrono mempunyai strategi untuk melakukan peperangan dengan cara halus, yaitu memakai tak tik memakai pakaian adat keraton.

Sesampainya di keraton, mereka memakai pakaian adat keraton untuk menemui Sunan Kuning. Hal itu menjadikan pasukan Sunan Kuning kebingungan, tudak mengetahui apakah mereka lawan atau kawan. Akhirnya mereka pun berperang dengan tidak menggunakan senjata atau dengan tangan kosong dan akhirnya pasukan Sunan Kuning lumpuh berhasil dilumpuhkan dan Keraton Kartosura kembali lagi dipimpin oleh Pakubuwono ll.

Pada tahun 1745 atas jasa-jasanya mengantarkan kembali Pakubuwono ll ke singgasana Kartosura, Raden Jayengrono kemudian diangkat menjadi Bupati oleh Pakubuwono ll dan beliau dapat memilih wilayahnya sendiri. Raden Jayengrono beserta anak istridan beberapa pengikutnya kemudian beliau babad (menebang hutan) di kawasan 

selatan Watudhakon. Semakin ke selatan, ternyata Tumenggung Jayengrono bertemu rombongan lain yang telah lebih dahulu babad alas di tempat itu.

Kelompok tersebut dipimpin oleh Donoyudo, anak dari Patih Selo Aji, Patih dari Bathoro Katong. Keduanya lalu berbincang, ternyata Donoyudo ingin memberikan tanah yang ia babad lalu Tumenggung Jayengrono bertanya berapa yang ingin diserahkan dan dijawab SEDANTEN (semuanya) maka lahirlah nama kabupaten Pedanten. Untuk menghargai jasa Donoyudo, beliau dijadikan saudara (Sentono) kemudian tempatnya diberi nama Ronosentanan.

Kabupaten Pedanten berpusat di desa Patihan Kidul. Kabupaten Pedanten ini meliputi delapan kecamatan di wilayah Ponorogo Timur. Kecamatan tersebut di antaranya Siman, Jetis, Mlarak, Sawoo, Pulung, Pudak, Sooko, dan Sambit. 

Tumenggung Jayengrono dikenal apambeg pandita (bahasa Jawa kuno, artinya tingkah laku halus bagaikan pendeta). Tutur kata selalu menyenangkan dan membuat bahagia orang lain. Beliau suka melakukan tirakat, mengurangi makan dan tidur. Malam hari beliau berjaga dengan mengelilingi wilayahnya sehingga dijuluki Kyai Sambang Dalan.

Menjelang usia tua, Tumenggung Jayengrono teringat pada Empu Selembu yang memberinya pusaka. Beliau lalu ke Pulung menemui Empu Selembu dan diterima oleh empu selembu. Empu Selembu meminta Tumenggung Jayengrono membuat rumah di Pulung agar daerah tersebut ramai. Akhirnya Tumenggung Jayengrono membuat rumah dan mengisi hari tua di Pulung hingga meninggal tahun 1780.

Tahun 1887 Sunan Pakubuwono III memberikan piagam bahwa desa Pulung dan Tajug diberi status tanah perdikan (daerah bebas pajak) dinamakan Piagam Pulungsari. Tetapi pemerintah kolonial Belanda merasa hal tersebut merugikan karena tanah perdikan dibebaskan dari pajak maka wilayah perdikan kemudian dibatasi menjadi wilayah yang saat ini disebut Pulung Merdiko.(*)




● Sumber :

- Purwowijoyo, Babad Ponorogo jilid lll

- Syahrul Hakiki, Strategi Dakwah Raden Jayengrono dalam menyebarkan Islam di Kecamatan Pulung - skripsi.


👁️‍🗨️ Dibaca :


📊 Post Terbaru Lainnya...$type=carousel



💫 Info RAMADHAN$type=carousel

🧿 S O R O T A N$type=carousel

⚖️ HUKUM$type=carousel


Nama

1 Abad PSHT,1,501,1,Aceh,1,AHY,3,Air Bersih,1,Air Terjun Coban Drajat,1,AJI,1,AMSI,1,Andi Raya,1,Angkung,1,Anies Baswedan,1,APDI,1,Artikel,62,Bakesbang,1,Baksos,65,Bali,20,Balikpapan,1,Balon Laka - Lantas,3,Balon Lebaran,3,Balon Udara,17,Bandung,3,Bangkalan,21,Bangkinang,1,Banjarmasin,1,Banjir,17,Bansos,17,Banten,3,Banyumas,1,Banyuwangi,47,Batik,1,Batu,1,Batu Aquamarine,1,Batu Pirus,1,Bawaslu,11,Baznas,3,BBM,1,Bedah Rumah,5,Bekasi,2,BEM,2,Bendungan Bendo,1,Berbagi,2,Berdirinya Madiun,1,Berit,1,Berita,449,Bhayangkari,34,Binrohtal,1,Bitung,1,Blitar,28,Blora,3,BLT DD,1,BNPT,1,Bojonegoro,35,Bondowoso,41,Boyolali,1,BPD,2,Bpjs,1,BPN,6,BPS,1,BPSDM,1,Brebes,2,Brimob,7,Buah Matoa,1,Budaya,20,Bukit Cumbri,1,Bukit Soeharto,1,Bullying,4,Burung Langka,1,Cegah Covid-19,141,Cerita Bermakna,21,Cirebon,3,Cooling System,34,CPNS,1,Cuaca,18,Curanmor,1,Daerah,7,Daftar Raja - Raja Majapahit,1,DAMRI,1,Dana Desa 2020,3,Dana Desa 2021,1,Daya Spiritual,5,DBD,2,Dekopin,1,Demak,3,Denpasar,1,Depok,1,Desa Bancar,6,Desa Bersinar,1,Desa Bogem,1,Desa Bogoarum,1,Desa Carangrejo,1,Desa Geplak,1,Desa Ginuk,1,Desa Gondowido,1,Desa Jatigembol,1,Desa Karangpatihan,1,Desa Kertobanyon,1,Desa Koripan,1,Desa Kranggan,1,Desa Manuk,1,Desa Membangun,1,Desa Nongkodono,1,Desa Pager,1,Desa Purwosari,1,Desa Turi,1,Desa Wayang,1,Dewan,64,Dewan Pers,5,Dewi Srikandhi,1,Dinas Perkim,1,Dompet Dhuafa,1,Donor Darah,4,DPC Partai Perindo Madiun Kota,1,DPD RI,1,DPR RI,5,DPRD,12,DPRD Kota Madiun,2,DPRD Ponorogo,7,Drumband,1,Dunia Spiritual,7,Duta Lalu Lintas,1,Ekonomi,55,Elektronik,1,Erupsi Semeru,9,Fenomena Alam,7,FLS2N,1,G20,2,Ganjar Pranowo,1,Gas Elpiji,2,Giat,310,Gontor Ponorogo,1,GPDRR,1,Grebeg Mulud,1,Grebeg Suro,7,Gresik,49,H. Ipong Muchlissoni,4,H. Muhtarom S.Sos,1,Hardiknas,1,Hari Amal Bhakti Kemenag,1,Hari Anak Nasional,1,Hari Bhayangkara,24,Hari Bumi,1,Hari Buruh,5,Hari Gizi Nasional,1,Hari Ibu,1,Hari Ikan Nasional,1,Hari Nusantara,1,Hari Santri,2,Hari Tari Sedunia,1,Hari Valentine,1,Harkopnas,1,Harlah Pancasila,2,Hj. Sri Wahyuni,5,HKN,2,Hoegeng Award,1,HPN 2020,1,HPN 2023,1,HPN 2024,7,HSN,1,Hukum,10,HUT RI,3,IKN,3,IKS PI,1,Imlek,1,IMO,7,Imunisasi,2,INCAR,1,Inda Raya,19,Info kesehatan,24,Intan Jaya,52,IPHI,1,IPSI,1,Iptek,20,IPW,1,Jajanan Daerah,4,Jakarta,76,Jambi,1,jate,1,Jateng,3,Jatim,223,Javanese Spiritual,12,Jawa Barat,2,Jawa Tengah,5,Jayapura,5,Jejak Spiritual,11,Jemaah Haji,2,Jember,48,JLS,2,Jombang,22,JTI,1,Jum'at Berkah,2,Jum'at Bersih,3,Jum'at Curhat,58,Kabar-kabari,3,Kabupaten Lengkap,1,Kabupaten ODF,1,Kahupaten Prnajam Paser,1,KAI Daop 7 Madiun,1,Kajari,1,Kalimantan Barat,1,KalTim,3,Kampar,1,Kampung KB,1,Kampung Kertoembo,1,Kampung Pancasila,1,Kampung Tangguh Semeru,5,Kamtibmas,129,Kantor Imigrasi Ponorogo,1,Kapolri,227,Karanganyar,1,Kasus,555,KDRT,1,Keamanan,20,Kebakaran,7,Kebangsaan,1,Kebersihan,6,Kec. Sampung,1,Kecamatan Bungkal,3,Kecamatan Kegunggalar,1,Kecamatan Pulung,1,Kecamatan Siman,1,Kecamatan Sukomoro,1,Kediri,25,Kediri Kota,17,Kekeringan,10,Kemenhan,1,Kependudukan,1,Kereta Api,1,Keris,11,Kesehatan,41,KI Award,1,Kinemaster,1,Kirab Merah Putih,2,KJJT,1,KKD,2,Knalpot Brong,3,Kodim 0802/Ponorogo,157,Kodim 0803/Madiun,1,Kodim 0804/Magetan,4,Kominfo,10,Kompolnas RI,5,Konawe Sulawesi Tenggara,1,Kopwan,2,KOSTI,1,Kota Blitar,5,Kota Kreatif Dunia,1,Kota Magelang,2,Kota Semarang,2,Kota Tegal,1,KOTEKA,1,KPPS,5,KPU,34,KSPPS BMT Halaqoh,1,KTT ASEAN,10,Kue Klepon,1,Kuliner,14,Kunker,1,KWP,1,Labuan Bajo,5,Laka - Lantas,15,Lamongan,34,Landak,1,Lanny Jaya,1,Lasmini,1,LAZISNU,3,Lebanon,15,Lebaran 2022,8,Lebaran 2023,15,Lebaran 2024,26,Lemhannas RI,1,Literasi Digital,5,Lumajang,35,Madiun,80,Madiun Kota,69,Magetan,83,Mahfud MD,2,MAHUPIKI,3,Makan Gratis,1,Makasar,1,Malang,61,Malang Kota,64,Maluku,1,Manokwari Selatan,1,Masjid Kuncen,1,Media Siber,1,Medsos,1,Merauke,1,Miras,5,Mitos - Mistik,12,Mobil Covid Hunter,1,Mojokerto,48,Mojokerto Kota,27,Monumen Reog Ponorogo,1,Mudik 2022,7,Mudik 2023,34,Mudik 2024,8,MUI,2,Musdes,2,Museum Mpu Tantular,1,Museum Reog,1,Narkoba,83,Nasional,5,Natal,10,Nataru,12,Nawacita,2,Netizen Jatim,1,Nganjuk,25,Ngawi,36,NTB,2,NTT,3,NU,3,OKK,1,Olah raga,46,OMB,4,Ombudsman,1,Operasi Patuh,1,Operasi Zebra,7,Ops Aman Suro,1,Ops Ketupat,19,Ops Lilin,20,Ops Pekat,2,Ops Semeru,22,Ops Yustisi,20,Orang Meninggal,26,Outomotif,1,Pacitan,14,Palembang,1,Pamekasan,21,Pangan,29,Papua,49,Papua Barat,2,Papua Tengah,41,Partai Demokrat,1,Partai Gelora,1,Partai Gerindra,3,Partai Golkar,2,Partai NasDem,5,Partai PKB,1,Pasuruan,34,Pasuruan Kota,6,Pati,2,Pawitandirogo,1,PBB,1,PBVSI,1,PCC,1,PDI Perjuangan,2,Pegunungan Bintang,2,Pekanbaru,7,Pembangunan,33,Pemerintahan,12,Pemilu 2024,83,Pendidikan,86,Penemuan,8,Penghijauan,6,Penghijuan,1,PEPABRI,1,Perang Sarung,4,Peristiwa,227,Perlombaan,1,Pertanian,30,Perwosi,1,Pesilat Cilik,1,Pesona Indonesiaku,30,Petasan,15,Photo News,1,Pilkada,16,Pilkades,18,Pilsek Nawangan,1,Pisang Goreng,1,PKK Akademia,1,PKS Ponorogo,1,Platform Digital,3,PMII,3,PNS,1,Pokdarwis,1,Polda Banten,1,Polda Jateng,39,Polda Jatim,474,Polda NTB,1,Polda Sumbar,2,Polda Sumut,2,Polio,1,Polisi RW,23,Politeknik Negeri Madiun,1,Politik,2,Polres,185,Polres Balitung,1,Polres Bangkalan,36,Polres Banyuwangi,41,Polres Batu,55,Polres Blitar,15,Polres Blitar Kota,16,Polres Bojonegoro,30,Polres Bondowoso,40,Polres Gresik,22,Polres Jember,66,Polres Jombang,20,Polres Kampar,1,Polres Kediri,18,Polres Kediri Kota,44,Polres Kendal,1,Polres Kota Probolinggo,9,Polres Lamongan,31,Polres Landak,47,Polres Lumajang,31,Polres Madiun,24,Polres Madiun Kota,98,Polres Magetan,126,Polres Malang,91,Polres malang Kota,86,Polres Mojokerto,29,Polres Mojokerto Kota,17,Polres Nganjuk,30,Polres Ngawi,139,Polres Pacitan,21,Polres Pamekasan,28,Polres Pasuruan,21,Polres Pasuruan Kota,14,Polres Pekalongan,2,Polres Pekanbaru,1,Polres Ponorogo,678,Polres Probolinggo,43,Polres Puncak Jaya,59,Polres Purbalingga,1,Polres Salatiga,1,Polres Sampang,13,Polres Sidoarjo,13,Polres Situbondo,66,Polres Sragen,1,Polres Sukorejo,2,Polres Sumenep,20,Polres Tanjung Perak,42,Polres Tegal,1,Polres Torut,1,Polres Trenggalek,22,Polres Tuban,30,Polres Tulungagung,61,Polres Wonogiri,1,Polresta,2,Polresta Banyumas,6,Polresta Banyuwangi,5,Polresta Sidoarjo,28,Polrestabes Surabaya,75,Polri,641,Polsej Padas,1,Polsek Air Besar,76,Polsek Babadan,16,Polsek Badegan,20,Polsek Balong,20,Polsek Bungkal,6,Polsek Jambon,10,Polsek Jenangan,10,Polsek Jetis,2,Polsek Jiwan,2,Polsek Jogorogo,3,Polsek Karangjati,2,Polsek Kartoharjo,2,Polsek Kauman,2,Polsek Kedunggalar,3,Polsek Mlarak,24,Polsek Ngebel,9,Polsek Ngerambe,1,Polsek Ngrambe,11,Polsek Ngrayun,26,Polsek Padas,1,Polsek Pangkur,1,Polsek Paron,4,Polsek Pitu,1,Polsek Plaosan,1,Polsek Ponorogo,22,Polsek Pudak,7,Polsek Pulung,44,Polsek Sambit,6,Polsek Sampung,6,Polsek Sawahan,1,Polsek Sawoo,7,Polsek Siman,23,Polsek Sine,4,Polsek Slahung,21,Polsek Sooko,36,Polsek Sukorejo,63,Polsek Sumoroto,18,Polsek Taman,1,Polsek Tandes,1,Polsek Widodaren,2,Polwan,30,Ponorogo,376,Ponorogo Creative Festival,1,Ponpes Temboro,1,Porprov Jatim,1,PP Muhammadiyah,1,PPDB,1,PPK,1,PPWI,1,Prabowo - Gibran,4,Prabowo Subianto,3,Pramuka,1,Presiden Joko Widodo,11,Prestasi,63,Probolinggo,71,Probolinggo Kota,10,Program PTSL,11,PSHT,13,PSHT Pusat Madiun,2,PSHW-TM,2,PSSI,1,PT INKA,4,PTDH,1,Publik,23,Puncak Jaya,538,Pungli,1,Purbalingga,2,PWI,4,PWO Dwipa,1,Ramadhan,90,Rekor MURI,2,Release Akhir Tahun,2,Religi,30,Reog,12,Reog Singo Gemoeling,1,Resnarkoba,3,Reyog,3,Riau,7,Road Race,1,RS Darmayu,1,RS Dr. Sayidiman,1,RSPPN,1,RSUD Dr Harjono,1,RSUD dr Sayidiman,3,Rutan Ponorogo,3,S.Pd,1,S.Sos,1,Sabang,1,Samarinda,1,Sampang,20,Satlantas,68,Satpol PP,4,SBMR,1,Sejarah,154,Semarang,7,Sertijab,5,Service,1,Sidoarjo,31,Simalungun,1,Sinergitas,1,Situbondo,17,SMK PGRI 1 Wlingi,1,SMK Yosonegoro,1,SMKN 1 Magetan,1,SMKN 2 Ponorogo,1,Sosial,55,SPBE,2,Srambang Park,2,Stunting,2,Sugiri Sancoko,10,Sukabumi,1,Sulsel,1,Sumatera Selatan,1,Sumatera Utara,3,Sumenep,19,Sunarto,1,Supriyanto,2,Surabaya,158,Surakarta,7,Suran Agung,1,Tanah Longsor,1,Tanaman Bermanfaat,32,Tari Massal,1,Tasikmalaya,1,TBC,1,Telaga Ngebel,5,Telaga Sarangan,1,TIK,1,Timika,12,Tingginambut,6,Tips Bermanfaat,7,Titik Nol,2,TK Kartika IV-20 Ponorogo,1,TMMD,5,TNI,275,Tokoh,43,TP PKK,18,TPPO,15,Tradisi,11,Transportasi,1,treng,1,Trenggalek,24,Tuban,6,Tulungagung,34,U-17,9,UCCN,1,UMKM,10,UMM,1,Umum,10,UNESCO,7,Unibraw,1,Universitas Muhammadiyah,1,Utama,3,Vaksinasi,123,Verawaty Thaib SIK,1,Virus Corona,20,Waduk Bendo,1,Wanaartha Life,1,Wayang,7,Wingko,1,Wisata,6,Wisata Daerah,77,Wisata Ponorogo,7,Wisata Religi,19,WTP,2,Yahukimo,8,Yogyakarta,3,Zona Integritas,1,
ltr
item
Netizen Word: Sejarah dan Riwayat Haryo Matahun, Tumenggung Jayengrono dan Pelarian Pakubuwono ll ke Ponorogo
Sejarah dan Riwayat Haryo Matahun, Tumenggung Jayengrono dan Pelarian Pakubuwono ll ke Ponorogo
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZbLiZoOROwvscltfvJ1SCaVqd9AATxH5lTTdDI-0GUP6h4AZVbLH2-t3U8b_NOY1N5j2b454UnXe7zxtKCjMb4c3mNWg1uCB3gWdF5y1geseTBXilSgm6Mg4he0xyIBF4weYN67_rT3mc/s320/IMG-20210120-WA0036%257E3.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZbLiZoOROwvscltfvJ1SCaVqd9AATxH5lTTdDI-0GUP6h4AZVbLH2-t3U8b_NOY1N5j2b454UnXe7zxtKCjMb4c3mNWg1uCB3gWdF5y1geseTBXilSgm6Mg4he0xyIBF4weYN67_rT3mc/s72-c/IMG-20210120-WA0036%257E3.jpg
Netizen Word
https://www.netizenword.com/2021/01/sejarah-dan-riwayat-arya-matahun.html
https://www.netizenword.com/
https://www.netizenword.com/
https://www.netizenword.com/2021/01/sejarah-dan-riwayat-arya-matahun.html
true
1914908294925827969
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy