![]() |
Pisang Goreng, Jajanan Goreng Khas Indonesia. |
Situs ini sebagai rekomendasi para wisatawan yang sedang bepergian menjelajah dunia, khususnya hal makanan dan minuman.
“Temukan dan hargai makanan lokal, hormati orang yang membuatnya. Bergabunglah dengan kami dalam petualangan yang mengasyikkan ini melalui cita rasa otentik dunia,” tulis dalam laman situs tersebut.
Pada bulan Februari 2023 ini, tasteatlas merilis daftar 100 makanan penutup dari seluruh dunia dengan tajuk “Best Deep-Fried Desserts In The World” (Makanan Penutup Goreng Terbaik Di Dunia). Yang istimewa adalah, makanan pisang goreng dari Indonesia ini berada di posisi nomor satu sebagai makanan penutup yang digemari.
Berikut 10 Daftar Makanan Penutup Goreng Terbaik Di Dunia (Best Deep-Fried Desserts In The World) versi tasteatlas.
1) Pisang goreng
Skor: 4.60
Makanan khas Indonesia dari buah pisang yang digoreng. Pisang yang digoreng dengan ditambahkan adonan tepung. Kini varian pisang goreng bermacam-macam, mulai dari pisang goreng coklat, keju, susu, krispy dan lain-lain. Kebudayaan makanan dari pisang di Indonesia dipengaruhi oleh kebudayaan Portugis.
2) Quarkballchen
Skor: 4.50
Makanan tradisional dari Jerman berbentuk bola-bola kecil yang digoreng. Terbuat dari bahan dasar susu dicampur dengan bahan lainnya, seperti tepung, telur, gula, dsb., kategori makanan jenis Quark.
Kue ini ditaburi dengan gula pasir lembut dan kayu manis.
3) Pastelitos Criollos
Skor: 4.50
Kue berbentuk bintang, berasal dari Argentina. Isian di dalamnya menggunakan bahan quince dan ubi jalar (dulce), ditaburi dengan gula dan pewarna warna-warni.
Pada 25 Mei, kue ini menjadi menu wajib dalam rangka memperingati Revolusi Mei dan hari kemerdekaan Argentina.
4) Fouskakia
Skor: 4.50
Adalah kue dari Yunani, termasuk kategori kue donat. Berbentuk seperti gelembung-gelembung kecil. Juga disebut dengan kue loukoumades atau foúska yang berarti gelembung.
Terbuat dari adonan tepung dan ragi dengan aneka varian, seperti taburan kacang, madu, gula - kayu manis dan dinikmati bersama es krim.
Donat tradisional ini banyak ditemukan di pulau Skopelos dan Alonnisos, yaitu di Laut Aegea barat laut, Yunani.
5) Krapfen
Skor: 4.40
Krapfen adalah donat tradisional gaya Eropa. Penemuan awal dengan sebutan Krapfen telah ada sejak abad ke-9 dan membentuk menjadi resep pada abad ke-14 di Jerman.
Terbuat dari adonan tepung dengan campuran ragi, di isi dengan aneka bahan, seperti; custard vanila atau cokelat dengan taburan bubuk gula.
6) Picarones
Skor: 4.40
Adalah donat tradisional dari Lima-Peru, disebut dengan Peruvian street food. Dipengaruhi oleh kuliner Spanyol saat pendudukan Spanyol di Peru.
Adonan dari tepung dengan dicampur gaya lokal, yaitu ubi dan labu. Picarones ini dihidangkan dengan taburan bubuk gula.
7) Bomboloni
Skor: 4.40
Kue yang satu ini adalah donat tradisional dari Italia. Berasal dari Tuscan Italia. Banyak dijumpai saat karnaval dan tersedia di banyak toko-toko roti.
Variasi Bomboloni bermacam-macam, ada yang dilapisi hanya dengan gula, juga dengan variasi lain seperti krim, yoghurt, keju, dsb.
8) Bola de Berlim
Skor:4.40
Bolas de Berlim adalah donat tradisional orang Portugis. Penyajiannya dengan dibelah menjadi dua, lalu ditaburi dengan gula dan diisi dengan aneka isian, seperti; custard berbahan dasar telur yang manis dan lembut, serta variasi bahan lainnya.
Donat ini juga dinikmati original tanpa isian custard atau isian lainnya yang disebut dengan donat sem creme.
9) Churros
Skor: 4.30
Kue Churros berbahan adonan tepung dan ragi dengan ditaburi bubuk gula dan kayu manis.
Awalnya adalah kue dalam budaya para penggembala Spanyol. Banyak dihidangkan di Spanyol dan Amerika latin sebagai menu sarapan dengan ditemani minuman coklat panas.
10) Vdolky
Skor: 4.30
Kue ini berupa donat dari negara Ceko. Adonannya terkadang diberikan kulit lemon. Toping yang digunakan bisa berupa selai dan bahan toping yang lainnya, seperti; krim kocok atau keju cottage yang dihancurkan.
Terdapat bagian yang unik berupa lekukan untuk menampung toping.
Pengertian Appetizer, Main Course dan Dessert
Di Indonesia cara menyajikan hidangan makanan yang disebut dengan Full Course Meal atau makanan dengan menu lengkap sebenarnya tidak mengenal pola ini. Namun karena pengaruh dari budaya Eropa yang menyajikan makanan dengan menu yang komplit, maka dituntut menyajikan makanan yang bervariatif dalam sekali makan.
Sajian makan besar harus dengan urutan pola/tata cara memakannya, agar didapatkan kualitas makan yang benar memenuhi aspek selera (nafsu makan), kesehatan pencernaan, kebutuhan nutrisi dan gizi, juga etika dalam perjamuan.
Yang pertama adalah memakan jenis makanan Appetizer, yaitu hidangan pembuka yang pertama kali. Tujuannya adalah membangkitkan selera/nafsu makan, sesuai dengan arti harfiah appetizer dari kata apetite yang berarti nafsu makan. Dalam kebudayaan Perancis disebut dengan Hor’s D’oeuver.
Appetizer disajikan dalam porsi kecil, terkadang hanya satu atau dua gigitan saja (bit size).
Main course adalah hidangan utama, istilah Indonesia. Kalau dalam istilah jawa adalah “Madang“. Dihidangkan untuk memuaskan makan, dengan menu yang mengenyangkan dan padat.
Umumnya dengan komposisi dari bahan karbohidrat, protein dan sayuran. Karbohidrat bisa berupa roti, nasi dan unsur makanan berkarbohidrat. Untuk protein dengan menu wajib berupa aneka daging. Dan ditambah aneka sayur-sayuran, baik mentah maupun matang. Dalam budaya Eropa, sayur buncis contohnya, adalah sayuran wajib pendamping main course.
Urutan terakhir adalah Dessert, yaitu hidangan penutup yang disajikan setelah hidangan utama (main course).
Dessert juga disebut dengan hidangan pencuci mulut. Dikenal dengan sebutan The Final Couse atau The Last Course, yang mana harus memenuhi aspek rasa yang manis.
Di Indonesia cara menyajikan hidangan makanan yang disebut dengan Full Course Meal atau makanan dengan menu lengkap sebenarnya tidak mengenal pola ini. Namun karena pengaruh dari budaya Eropa yang menyajikan makanan dengan menu yang komplit, maka dituntut menyajikan makanan yang bervariatif dalam sekali makan.
Sajian makan besar harus dengan urutan pola/tata cara memakannya, agar didapatkan kualitas makan yang benar memenuhi aspek selera (nafsu makan), kesehatan pencernaan, kebutuhan nutrisi dan gizi, juga etika dalam perjamuan.
Yang pertama adalah memakan jenis makanan Appetizer, yaitu hidangan pembuka yang pertama kali. Tujuannya adalah membangkitkan selera/nafsu makan, sesuai dengan arti harfiah appetizer dari kata apetite yang berarti nafsu makan. Dalam kebudayaan Perancis disebut dengan Hor’s D’oeuver.
Appetizer disajikan dalam porsi kecil, terkadang hanya satu atau dua gigitan saja.
Main course adalah hidangan utama, istilah Indonesia: dalam bahasa Jawa adalah “Madang“. Dihidangkan untuk memuaskan makan, dengan menu yang mengenyangkan dan padat.
Umumnya dengan komposisi dari bahan karbohidrat, protein dan sayuran. Karbohidrat bisa berupa roti, nasi dan unsur makanan berkarbohidrat. Untuk protein dengan menu wajib berupa aneka daging. Dan ditambah aneka sayur-sayuran, baik mentah maupun matang. Dalam budaya Eropa, sayur buncis contohnya, adalah sayuran wajib pendamping main course.
Urutan terakhir adalah Dessert, yaitu hidangan penutup yang disajikan setelah hidangan utama (main course).
Dessert juga disebut dengan hidangan pencuci mulut. Dikenal dengan sebutan The Final Couse atau The Last Course, yang mana harus memenuhi aspek rasa yang manis dalam sebuah hidangan.
Secara etimologi, kata “dessert” dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Perancis kuno “desservir” yang artinya “untuk membersihkan meja.”
Kita bangsa Indonesia yang kaya akan hasil alamnya, tentu harus merubah kultur dalam hal kuliner dengan memakan makanan yang bergizi, sehat dan berimbang.
Keanekaragaman hasil laut, jenis serealia (karbohidrat) maupun sayur-sayuran tersedia melimpah dan tumbuh subur di Indonesia.(**)
(dirangkum dari berbagai sumber)