Sukseskan Program Pertanian, Polres dan Pemkab Ngawi Tandatangani MoU Bhatarling
NGAWI - Berbagai upaya yang dilakukan Polres Ngawi dan jajarannya dalam memelihara dan memperbaiki masyarakat (Harkamtibmas) di wilayah hukumnya sebagaimana tugas pokonya dalam melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat.
Polres Ngawi juga berkomitmen untuk mendukung program percepatan pertanian ramah lingkungan yang digagas Bupati Ngawi.
Komitmen itu diimplementasikan dengan MoU atau nota kesepakatan bersama Polres dan Pemkab Ngawi, yang dilakukan AKBP Dwiasi Wiyatputera dan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, di Wedya Graha, Selasa (30/8/2022).
Kesepakatan bersama tentang Sinergitas Peningkatan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan melalui Program Bhayangkara Pendamping Pertanian Ramah Lingkungan (Bhatarling) di Kabupaten Ngawi
MoU yang dilakukan itu bertujuan untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan dalam rangka kemandirian petani melalui optimalisasi peran Bhatarling di Kabupaten Ngawi.
Bhatarling selain menjaga agar tidak ada permainan dalam distribusi pupuk bersubsidi, juga ikut mengawal pelaksanaan pertanian ramah lingkungan.
Bhabinkamtibmas akan mengancam dengan penyuluh untuk ikut mengawal penggunaan sistem non kimia, termasuk memasyarakatkan pupuk organik.
“Ada sekitar 140an personel di program Bhatarling ini. Skema pendampingan akan menempel dengan penyuluh lapangan. Tugasnya menjaga dan menjaga lumbung pangan nasional. Program jangka waktu enam bulan dan bisa diperpanjang enam bulan,” ungkap AKBP Dwiasi.
Sebelum tidak kesepakatan, AKBP Dwiasi dalam paparannya menjelaskan, beberapa modus yang bisa digunakan oleh berbagai pihak untuk mengambil keuntungan dari perdagangan pupuk bersubsidi yang muaranya akan merugikan petani.
“Mulai dari menimbun dulu untuk tujuan yang bisa dijual dengan harga lebih tinggi sampai mengganti kemasan pupuknya. Namun hal ini sudah terungkap dan tidak lagi terjadi sekarang,” ujar Dwiasi.
Bupati Ngawi mengapresiasi komitmen Polres untuk membantu suksesnya program pertanian dan menjaga ketersediaan pangan.
Sebagai daerah lumbung pangan nasional, Ngawi bekerja keras melakukan upaya meningkatkan penggunaan pupuk kimia yang dikurangi subsidi, dan memasyarakatkan penggunaan pupuk organik dan pertanian ramah lingkungan.
“Saat ini subsidi pupuk semakin dikurangi, baik pada komoditas tanaman maupun jumlah pupuknya. Ini perlu disosialisasikan dan dijangkau,” katanya.
Jumlah pupuk bersubsidi sesuai Permentan No. 10/2022, dikurangi yakni hanya sekitar 30-40 persen saja dari Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang diajukan. Makin hari subsidi pupuk akan semakin berkurang.
“Subsidi pupuk kini ditentukan NPK serta urea saja. Komoditas yang bisa menggunakan pupuk bersubsidi pun dikurangi, kini hanya tujuh jenis dari sebelumnya sekitar 27 jenis tanaman,” ungkap Ony.
Bhatarling akan memperburuk sekitar 50,9 ribu hektar lahan pertanian di Kabupaten Ngawi. (**)