Pintu masuk Pendakian Cemoro Sewu (foto: Gunung Lawu 3265Mdpl).
Cemoro Sewu merupakan sebuah desa di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Desa ini berada di ketinggian 1.800 Mdpl.
Jalur ini menjadi favorit para pendaki karena jaraknya paling pendek dan trek-nya hadir dalam rupa bebatuan yang telah disusun rapi seperti anak tangga permanen, jalur ini sekarang sangat mudah dilalui sampai pos 1. Jalan menuju pos 1 berupa bebatuan yang ditata selebar 2,5 meter yang biasa dilalui para petani sayur.
Tidak sulit menemukan basecamp pendakian Cemoro Sewu. Selain letaknya berada di pinggir jalan raya, ada banyak petunjuk jalan. Sebelum melakukan pendakian, sobat traveker bisa beristirahat atau mempersiapkan diri basecamp. Tak perlu sungkan karena semua orang di sini sangat ramah.
Di depan basecamp terdapat halaman luas yang biasa digunakan sebagai tempat parkir. Di area ini juga terdapat toilet. Jika sedang tutup atau antre panjang, bisa juga menggunakan toilet di Mushollah seberang jalan. Warung makanan akan tersebar di beberapa pos pendakian, bahkan sampai di puncak.
Perjalanan dari basecamp menuju Pos 1 diawali trek yang masih sedikit landai. Medannya berupa bebatuan yang ditata rapi, namun bukan anak tangga. Sepanjang perjalanan mata akan dimanjakan pemandangan perkebunan warga, berganti dengan hutan pinus rindang.
Para pendaki juga akan mendapati beberapa shelter. Selain itu ada sebuah sumber mata air yang oleh penduduk sekitar disebut Sendang Panguripan. Tak lama setelah itu, sobat traveler seharusnya akan sampai di sebuah bangunan bernama Pos 1. Areanya cukup luas dan terdapat beberapa warung makan.
Para pendaki harus menyiapkan tenaga serta perbekalan memadai. Jarak antara Pos 1 dan Pos 2 digadang-gadang sebagai yang terpanjang di antara jarak antarpos lainnya. Medan di sini lumayan terjal berupa tangga berbatu yang tertata rapi.
Tangga batu tersebut merupakan buatan warga untuk mempermudah perjalanan para sobat traveler. Sebagai informasi tambahan, jalur ini cukup dekat dengan Kawah Candradimuka. Tak perlu heran jika bau belerang cukup menyengat.
Di jalur ini terdapat sebuah batu yang konon dikeramatkan. Bentuknya mirip ayam dan disebut Watu Jago. Setelah itu perjalanan akan diwarnai eksotisnya pemandangan hutan mati.
Pos 2 memiliki shelter di sisi tebing. Sama seperti Pos 1, bangunan di sini cukup besar dan sanggup menampung beberapa orang. Tak jauh dari sini juga terdapat warung makan, namun hanya buka pada akhir pekan atau hari libur.
Dibandingkan jalur sebelumnya, medan di sini lebih terjal. Siapkan tenaga dan stamina ekstra jika ingin perjalanan tetap mulus. Pendaki masih akan menemui banyak batuan tersusun rapi seperti anak tangga. Pemandangan tepian jurang dengan batuan tajam akan tersaji sepanjang perjalanan, terus ke Watu Kapur.
Jalan berbatu menuju Pos 4. |
Perjalanan menuju Pos 4 bakal semakin berat. Tangga bebatuan masih akan setia menemani. Hanya saja kali ini trek pendakian hadir menyerupai jalur zig-zag dan terdapat pegangan pada sisi jalur pendakian. Pepohonan cukup rapat, namun pemandangan dari sini cukup memanjakan mata.
Berbeda dengan sebelumnya, Pos 4 tidak memiliki shelter yang cukup luas. Tidak ada bangunan seperti pos-pos lainnya. Lahan yang ada di sini hanya mampu menampung kurang lebih dua tenda, kemudian bergerak ke arah sumur Jolotundo.
Di awal-awal perjalanan ke Jolotundo, jalurnya akan terasa cukup menanjak. Namun tak lama kemudian, trek-nya bakal landai dan berhiaskan batu tertata rapi. Pemandangan di sini sangat menawan. Tepat sebelum Pos 5, terdapat goa vertikal yang oleh masyarakat sekitar disebut Sumur Jolotundo.
Pos 5 memiliki shelter yang cukup besar. Di sini juga terdapat tiga warung makan, masing-masing punya area luas dan boleh digunakan bermalam. Harga yang mereka patok juga relatif murah. Dari pos ini, para pendaki bisa melihat gagahnya jajaran gunung besar di Jawa Timur dan Tengah, mencapai Puncak.
Jalur dari Pos 5 menuju ke Hargo Dalem cukup landai. Sebelumnya para pendaki wajib mampir ke area Sendang Drajat. Di sini lahan datarnya lumayan luas dan biasa digunakan sebagai camping ground. Ada juga warung makan dengan bangunan luas, sehingga sering dimanfaatkan untuk bermalam.
Moment saat di Halaman warung Mbok Yem, (Lawu - 2015). |
Setelah menyusuri bukit usai meninggalkan Sendang Drajat, sobat traveler akan menemukan warung Legendaris Mbok Yem. Pendaki sering memanfaatkan bangunan warung tersebut untuk bermalam. Apalagi jaraknya cukup dekat dengan Hargo Dalem, di hargo dalem ini juga bisa untuk bermalam, Perjalanan lantas bisa langsung dilanjutkan ke Hargo Dumilah, yang merupakan Puncak Tertinggi Gunung Lawu, 3265 Mdpl.
Demikianlah sekilas gambaran mengenai perjuangan, perjalanan dan keindahan yang menanti selama mendaki Gunung Lawu via Cemoro Sewu.(*)
#pendakiLawu
#AnakgunungLawu
#GunungLawu3265Mdpl