Damarwulan Bukan Pembunuh Minak Jinggo
0 menit baca
Mungkin anda tidak asing dengan cerita yang telah beredar dengan tokoh satu ini, yang selama ini kita yakini sebagai pemenggal kepala Prabu Minak Jinggo, ternyata itu tidak benar.
Damarwulan yang juga dikenal dengan nama Aria Damar dan Aria Abdillah adalah seorang Adipati Palembang sekaligus pengamal sufi kebatinan santri Maulana Ibrahim Samarkandi. Pada masa tuanya Aria Damar bermukim ditepi sungai Ogan kampung Pedamaran.
Damarwulan atau Aria Damar, juga menjadi salah satu guru dari Syekh Siti Jenar, wali yang sangat fenomenal yang oleh sebagian kalangan dianggap murtad.
Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1426 M, dilingkungan Pakuwuan Caruban (keraton Cirebon sekarang).
Masa kecilnya diasuh Ki Danusela serta penasehatnya Ki Samadullah atau Pangeran Walang Sungsang, yang sedang nyantri di Cirebon.
Pada usia 5 tahun Siti Jenar kecil atau sering dipanggil San Ali, diserahkan kepada Syekh Datuk Kahfi pengasuh Padepokan Giri Amparan Jati. Dipadepokan ini Siti Jenar belajar berbagai ilmu keagamaan.
Ia menjadi santri generasi kedua, sedang yang menjadi santri generasi ketiga adalah Syarif Hidayattullah atau Sunan Gunung Jati.
Orang tua Syekh Siti Jenar adalah seorang ulama asal Malaka, Syekh Datuk Shaleh bin Syekh Isa Alawi bin Ahmadsyah Jamaludin Husain bin Syekh Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid Abdul Malik Al Qazam, yang jika dirunut keatas silsilah Syekh Siti Jenar ini berpuncak pada Sayidina Husain bin Ali bin Abi Thalib, menantu Rasullullah.
Dengan demikian Damarwulan atau Aria Damar termasuk salah satu guru dari keluarga besar Ahlul Bait (keturunan Rasullullah).(*)
Sumber : Buku MKG. KH Muhammad Sholikhin.