![]() |
Ilustrasi Sang Batara Kala. |
Batara Kala adalah Dewa Penguasa Waktu, putra Batara Guru dan Dewi Uma. Ia terlahir sebagai raksasa atas kekhilafan Batara Guru.
Karena khawatir akan kerusakan yang ditimbulkan oleh raksasa tersebut, Batara Guru lalu memberinya nama, mengangkatnya sederajat dewa, dan memberinya kekuasaan di Seto Mangumeng.
Kala sering disimbolkan sebagai raksasa yang berwajah menyeramkan, hampir tidak menyerupai seorang dewa.
Suatu hari, para dewa berkumpul untuk meminum air keabadian yang bernama Tirta Amerta. Batara Kala, yang berwujud raksasa itu kemudian menjelma menjadi dewa dan ikut berkumpul untuk meminumnya.
Ketika tiba giliran Kala untuk meminum Tirta Amerta, mendadak saja Batara Surya (Dewa Matahari) dan Batara Candra (Dewa Bulan) mengetahui penyamaran Kala. Keduanya segera melaporkan hal ini kepada Batara Wisnu, salah satu dewa tertinggi.
Dengan gerakan secepat kilat, Batara Wisnu mengeluarkan senjata cakra dan melemparkannya tepat ke leher Kala, menebasnya hingga habis terpotong. Batara Wisnu melakukannya untuk mencegah Tirta Amerta masuk ke dalam tubuh Kala. Ia berhasil, karena tubuh Kala kemudian jatuh ke bumi sebelum menjadi abadi.
Namun sayang, air itu telah sampai ke tenggorokan Kala, sehingga kepalanya melayang-layang kekal di angkasa. Kelak, karena dendam kepada Batara Surya dan Batara Candra yang telah mengadukan penyamaran dirinya, kepala Kala terus berusaha mengejar matahari dan bulan.
Pada waktu-waktu tertentu ketika ia berhasil menjangkaunya, ia akan memakan mereka sehingga langit dan bumi menjadi gelap gulita. Saat itulah terjadi gerhana.
Mitos yang beredar di masyarakat Jawa mengatakan bahwa tubuh Batara Kala yang jatuh ke bumi, menjelma menjadi lesung.
Saat gerhana terjadi, semua orang akan menciptakan kebisingan dengan memukul lesung agar Batara Kala memuntahkan kembali matahari atau bulan.
Konon, dengan memukul lesung (yang dipercaya sebagai tubuh Batara Kala), dewa raksasa itu akan merasa mual dan batal memakan matahari maupun bulan. Atau segera menelannya agar mereka keluar lagi lewat bagian leher yang terpotong. (*)
_____________
Sumber : Dramarupa.