Tanjungpinang - Keberadaan suatu bangunan sejarah, situs, dan cagar budaya merupakan potensi pengembangan heritage tourism atau wisata budaya sebagai salah satu potensi pengembangan pariwisata di Kota Tanjungpianang.
Tanjungpinang memiliki kekayaan heritage dari aspek peninggalan kerajaan Johor-Pahang-Riau Lingga.
"Tanjungpinang memiliki warisan budaya/cagar budaya berupa fisik berjumlah 85 dan separuhnya ada di Pulau Penyengat dan sudah dicatat secara resmi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2014 lalu, sebanyak 46 situs sudah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional", terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Drs. H. Surjadi, MT, saat menyampaikan laporannya pada acara Pembentukan Kelompok Sadar Lestari Cagar Budaya Kota Tanjungpinang, Selasa (30/7/2019).
Kegiatan tersebut turut mengundang Wali Kota Tanjungpinang, H. Syahrul, S. Pd, Wakil Wali Kota H. Rahma, S.IP, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Drs. H. Abdul Kadir Ibrahim, MT yang juga merupakan salah satu tokoh budayawan Kota Tanjungpinang, Kepala OPD, Camat, Lurah, serta narasumber dari Jakarta.
Menurutnya, Tanjungpinang masih pontesial untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata heritage yang tidak kalah dari kota-kota wisata heritage di Asia Tenggara bahkan dunia. Karena bila warisan budaya itu dikelola dengan sistematis maka akan memberikan tompangan kesejahteraan, bukan cuma pada sisi budaya, tetapi juga sisi ekonomi.
Dengan warisan budaya yang kita memiliki, lanjut Surjadi, tentunya kita harus mempertahankan keberadaannya. Pariwisata dapat berkembang jika didukung oleh masyarakat setempat. Peran kelompok masyarakat menjadi kekuatan dalam mengembangkan potensi pariwisata yang ada di Kota Tanjungpinang.
"Kelompok sadar lestari cagar budaya yang berasal dari setiap wilayah di Kota Tanjungpinang adalah orang-orang yang berkompeten. Peserta berasal dari berbagai stakeholder, mulai dari budayawan, akademisi, penyair, kelurahan, blogger, hingga pelajar. Mereka adalah mitra pemerintah yang dapat memberi kekuatan dalam mempertahankan pelestarian cagar budaya yang kita miliki," pungkasnya.
Surjadi mengatakan kita punya pengalaman telah kehilangan beberapa hal penting yang terjadi di masa-masa lalu masa pemerintahan sebelumnya antara lain gudang candu eks. SMPN 2, asrama pelajar atau bioskop gembira, dan toanpoon scholl (chs), kesemua cagar budaya tersebut berada di Jalan Tengku Umar Kota Lama Tanjungpinang.
Oleh karena itu, keberadaan kelompok sadar lestari cagar budaya harus kita dorong untuk membangun kesadaran masyarakat akan cagar budaya yang kita miliki. Karena kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap cagar budaya menjadi suatu pondasi yang sangat kuat untuk kita mempertahankan," tutupnya
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Tanjungpinang mengatakan Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang melaksanakan kegiatan workshop tentang pembentukan kelompok sadar wisata cagar budaya ini tujuannya agar dapat menumbuhkembangkan minat peserta sebagai generasi milenial untuk turut menjaga menghargai dan melestarikan budaya yang ada di Kota Tanjungpinang.
"Pelestarian cagar budaya sangat penting agar akar budaya bangsa ini tidak kehilangan jati diri. Disamping itu, pelestarian cagar budaya akan menambah daya tarik para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat" ungkap Wali Kota sebelum membuka acara secara resmi.
"Kedepan, pemerintah kota Tanjungpinang akan merancang dan menetapkan suatu peraturan daerah tentang cagar budaya yang nantinya dapat dijadikan pedoman dalam pelestarian pemanfaatan cagar budaya di Kota Tanjungpinang" tambahnya
Melalui kegiatan ini, Wali Kota menegaskan kepada para peserta untuk punya komitmen dan bersungguh-sungguh menjaga cagar budaya yang ada di kota Tanjungpinang,"Semua generasi yang hadir harus tahu dan paham akan benda-benda cagar budaya yang perlu dilestarikan dan tau sejarahnya. Satukan persepsi tentang keberadaan cagar budaya itu", pungkasnya
Kegiatan yang ditaja oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang ini akan berlangsung selama dua hari. Para peserta akan diberi materi dan pemahaman oleh narasumber dari Ketua Komunitas Jelajah Indonesia, C Musiana Yudhawasti, dan Presiden Komunitas Historial Indonesia, Asep Kambali.(*)
Sumber : tanjungpinang, Key/Diskominfo
Tanjungpinang memiliki kekayaan heritage dari aspek peninggalan kerajaan Johor-Pahang-Riau Lingga.
"Tanjungpinang memiliki warisan budaya/cagar budaya berupa fisik berjumlah 85 dan separuhnya ada di Pulau Penyengat dan sudah dicatat secara resmi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2014 lalu, sebanyak 46 situs sudah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional", terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Drs. H. Surjadi, MT, saat menyampaikan laporannya pada acara Pembentukan Kelompok Sadar Lestari Cagar Budaya Kota Tanjungpinang, Selasa (30/7/2019).
Kegiatan tersebut turut mengundang Wali Kota Tanjungpinang, H. Syahrul, S. Pd, Wakil Wali Kota H. Rahma, S.IP, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Drs. H. Abdul Kadir Ibrahim, MT yang juga merupakan salah satu tokoh budayawan Kota Tanjungpinang, Kepala OPD, Camat, Lurah, serta narasumber dari Jakarta.
Menurutnya, Tanjungpinang masih pontesial untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata heritage yang tidak kalah dari kota-kota wisata heritage di Asia Tenggara bahkan dunia. Karena bila warisan budaya itu dikelola dengan sistematis maka akan memberikan tompangan kesejahteraan, bukan cuma pada sisi budaya, tetapi juga sisi ekonomi.
Dengan warisan budaya yang kita memiliki, lanjut Surjadi, tentunya kita harus mempertahankan keberadaannya. Pariwisata dapat berkembang jika didukung oleh masyarakat setempat. Peran kelompok masyarakat menjadi kekuatan dalam mengembangkan potensi pariwisata yang ada di Kota Tanjungpinang.
"Kelompok sadar lestari cagar budaya yang berasal dari setiap wilayah di Kota Tanjungpinang adalah orang-orang yang berkompeten. Peserta berasal dari berbagai stakeholder, mulai dari budayawan, akademisi, penyair, kelurahan, blogger, hingga pelajar. Mereka adalah mitra pemerintah yang dapat memberi kekuatan dalam mempertahankan pelestarian cagar budaya yang kita miliki," pungkasnya.
Surjadi mengatakan kita punya pengalaman telah kehilangan beberapa hal penting yang terjadi di masa-masa lalu masa pemerintahan sebelumnya antara lain gudang candu eks. SMPN 2, asrama pelajar atau bioskop gembira, dan toanpoon scholl (chs), kesemua cagar budaya tersebut berada di Jalan Tengku Umar Kota Lama Tanjungpinang.
Oleh karena itu, keberadaan kelompok sadar lestari cagar budaya harus kita dorong untuk membangun kesadaran masyarakat akan cagar budaya yang kita miliki. Karena kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap cagar budaya menjadi suatu pondasi yang sangat kuat untuk kita mempertahankan," tutupnya
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Tanjungpinang mengatakan Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang melaksanakan kegiatan workshop tentang pembentukan kelompok sadar wisata cagar budaya ini tujuannya agar dapat menumbuhkembangkan minat peserta sebagai generasi milenial untuk turut menjaga menghargai dan melestarikan budaya yang ada di Kota Tanjungpinang.
"Pelestarian cagar budaya sangat penting agar akar budaya bangsa ini tidak kehilangan jati diri. Disamping itu, pelestarian cagar budaya akan menambah daya tarik para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat" ungkap Wali Kota sebelum membuka acara secara resmi.
"Kedepan, pemerintah kota Tanjungpinang akan merancang dan menetapkan suatu peraturan daerah tentang cagar budaya yang nantinya dapat dijadikan pedoman dalam pelestarian pemanfaatan cagar budaya di Kota Tanjungpinang" tambahnya
Melalui kegiatan ini, Wali Kota menegaskan kepada para peserta untuk punya komitmen dan bersungguh-sungguh menjaga cagar budaya yang ada di kota Tanjungpinang,"Semua generasi yang hadir harus tahu dan paham akan benda-benda cagar budaya yang perlu dilestarikan dan tau sejarahnya. Satukan persepsi tentang keberadaan cagar budaya itu", pungkasnya
Kegiatan yang ditaja oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang ini akan berlangsung selama dua hari. Para peserta akan diberi materi dan pemahaman oleh narasumber dari Ketua Komunitas Jelajah Indonesia, C Musiana Yudhawasti, dan Presiden Komunitas Historial Indonesia, Asep Kambali.(*)
Sumber : tanjungpinang, Key/Diskominfo