--> Dr. Moewardi, "Dokter Gembel" Dari Pati. Namanya Abadi Jadi RSUD Kota Solo | Netizen Word
🌐 NETIZEN WORD - Berbagi Untuk Anda || merupakan PlatForm digital, cocok untuk anda yang suka dan hobby menulis, Mendidik para generasi muda dalam pembuatan konten - konten positif || 🌐 Medsos : @netizenword (Fanspage/Fb, IG, YouTube)

Dr. Moewardi, "Dokter Gembel" Dari Pati. Namanya Abadi Jadi RSUD Kota Solo

Di tengah wabah Corona/Covid-19, RSUD Dr. Moewardi makin sering disebut-sebut oleh masyarakat di kota Solo, maupun muncul di pemberitaan. Tetapi, tak banyak yang tahu tentang siapa sosok Dr. Moewardi.

Bahkan, warga Solo pun belum tentu begitu tahu siapa sosok pria yang namanya abadi jadi nama rumah sakit terbesar di kota Solo itu.

Sosok Moewardi, lahir di desa Randukuning, Kota Pati, Jawa Tengah, bertepatan pada tanggal 30 Januari 1907.

Dilahirkan dari keluarga pasangan tuan dan nyonya Sastrowardojo dengan 13 bersaudara. Moewardi sendiri merupakan anak lelaki nomor 7.

Di antara 13 saudaranya, ada tiga yang meninggal di kala kecil yaitu (Soenardi, Tarnadi, dan Soedewi). Dari kedua orang tuanya, Moewardi mendapat pendidikan dan dibiasakan bekerja keras.

Orang tua berharap Moewardi dan segenap saudaranya dapat menjadi manusia bermanfaat di masa depan. Pendidikan pembiasaan Moewardi dilakukan dalam aneka ragam kegiatan rumah tangga seperti menyapu lantai hingga mencari kayu bakar. Dari sinilah Moewardi punya jiwa disiplin.

Keuletan dari Moewardi dan pendidikan disiplin dari kedua orang tuanya berbuah manis nggak masuk jenjang bangku sekolah.
Terbukti dimulai sejak sekolah dasar Bumiputera di Desa jakenan hingga pindah ke HIS Kudus, lalu ELS (Europesche Large School) Pati.

Tidak banyak anak seumuran nya kalau itu, untuk menempuh pendidikan hingga jenjang tinggi, dikarenakan di setiap jenjang pendidikan harus melewati ujian bahasa Belanda, yang mana setiap anak belum tentu bisa menempuhnya.
Di ujung pendidikannya, Moewardi mampu melanjutkan belajar hingga STOVIA, sebuah sekolah kedokteran yang kini berubah menjadi Universitas Indonesia.

Dalam proses memasuki stovia, sebagai anak pribumi perlu ada surat rekomendasi agar memudahkan Moewardi dalam proses pendaftaran.
Ayahnya, Sastrowardojo meminta dokter Umar dari Cilacap (salah satu paman dari Moewardi) agar memberikan rekomendasi masuk ke stovia.

Berbeda dari kawan sebayanya yang kebanyakan masuk ke stovia, Moewardi mampu meraih beasiswa karena prestasinya yang telah dibangun sejak sekolah dasar.

Masa belajar Moerwadi yang beraneka ragam juga didukung dengan latar belakang orang tuanya yang merupakan mantri guru, jabatan bergengsi di kala itu.
Aktivitas Moewardi yang beraneka ragam membuatnya harus menempuh masa studi sekitar 12 tahun. Dan baru bisa mendapat ijazah dokternya.

Banteng Witjcaksono, anak Moewardi, mengatakan bahwa sang ayah sudah memulai aktivitas sosialnya sejak mahasiswa. Moewardi sudah mulai dikenal oleh berbagai kalangan masyarakat meskipun gelar dokter belum sandang olehnya.

Maka tak heran Moewardi kecil sering dijuluki dengan anak guru dari jakenan karena besarnya wibawa dari nama kedua orang tuanya. Moewardi kecil dengan segala keberuntungan yang diterima dalam bidang pendidikan, tidak membuatnya sombong dihadapan kawan-kawannya.
Bahkan meskipun ia menyandang status ningrat, hal ini terlihat dari aktivitasnya.

Moewardi aktif di bidang kepanduan yang telah dirintis sejak di jenjang kelas 5 ELS di kota Pati. Di kelas 5 tersebut, dirinya memulai sebagai anggota kepanduan SPOORZOEKER (pencari jejak).

Diantara kisah kepanduan yang dialami oleh Moewardi Ada hal penting yang harus dialaminya yaitu ketika saat akan diangkat sebagai Troep Leider, Moewardi memilih untuk menolak dan keluar.


Saat itu Moewardi masih menjadi anggota aktif Dari Nederlandsch Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) dan mencapai jenjang asisten Troep Leider, wakil pimpinan pasukan yang sangat jarang dicapai oleh anak-anak Bumiputera.

Meskipun di organisasi kepanduan Belanda dia gagal, namun Karen kepanduan nya di nasional atau Pemuda India Belanda terus berlanjut hingga mencapai tingkat 'Jong Java Padvinderij' yang kemudian berubah menjadi pandu kebangsaan (PK) dan berubah kembali menjadi kepanduan bangsa Indonesia (KBI).

Tidak hanya sekedar duduk menjadi anggota, pada ketiga organisasi tersebut Moewardi selalu dipercaya sebagai komisaris besar ataupun pemimpin tertinggi.

Menurut wakil ketua Kwartir Nasional Bidang Kehumasan dan Informatika, Berthold D H Sinaulan, apa jabatan yang diemban Moewardi sudah setara dengan ketua Kwartir Nasional apabila dibandingkan pada saat ini.

Maka tidak heran kiprahnya sebagai anggota pandu membuatnya diajukan untuk menjadi Bapak pandu Indonesia. Mendampingi Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang menjadi bapak pramuka Indonesia.
Moewardi, si anak mantri guru dari jakenan, berhasil menamatkan pendidikan di stovia. Sekolah kedokteran yang kini menjadi Universitas Indonesia.

Walaupun terlahir sebagai anak ningrat, disiplin, kedermawanan serta kesederhanaan tetap melekat pada sosoknya.
Hal ini terlihat ketika tanggal 2 Desember 1934, setahun pasca lulus dari stovia dirinya menggelar tasyakuran "kenduri modern".

Tidak hanya sekedar berbagi makanan namun juga berbagi jasa dengan membuka praktek pengobatan gratis dari pukul 06.00 hingga 24.00.
Dilansir dari website Universitas Indonesia ui ac id, pendidikan kedokteran Moewardi tidak hanya berhenti pada stovia saja. Namun terus berlanjut nggak melanjutkan ke sekolah Geneeskuundige Hogeschool (GH) untuk mendapat gelar dokter atau Indische Arts.

Di GH tersebut, pada tahun 1939, Moewardi mengambil gelar dokter di spesialis THK (Tenggorokan, Hidung, Kerongkongan).

Kedermawanan nya sebagai dokter terbukti dengan julukan yang melekat pada dirinya yaitu "Dokter Gembel".
Ternyata bukan itu (bak seperti gembel) tapi karena kedekatannya dengan masyarakat akar rumput yang masih minim akses terhadap kesehatan.

Selain itu dia juga tidak mau menetapkan tarif dan juga tak memungut sepeserpun. Kiprahnya tidak berhenti di kedokteran dan kepanduan saja, ia juga aktif dalam usaha melawan penjajahan di Indonesia.

Ketika Jepang datang menggantikan Belanda untuk menjajah Indonesia, dia menjadi syuurengotaico.
Ini adalah jabatan yang bertugas memimpin barisan pelopor kota istimewa Jakarta atau Jakarta Tokubetsu Shi.

Barisan pelopor sebenarnya bentukan Jepang, namun oleh para pemuda digunakan sebagai gerakan untuk memerdekakan Indonesia. Selama di barisan pelopor, Moewardi sempat menjadi buronan tentara Jepang karena perlawanan yang dilakukan.

Bersama para pemuda lainnya, Moewardipun tak ingin ketinggalan untuk berjuang dalam meraih kemerdekaan, bahkan dirinya rela melepas profesi dokter untuk fokus ke dalam perjuangan. Bersamanya ada Chudanco Latif Hendraningrat, salah seorang pemimpin PETA, yang ikut mengawal proses proklamasi dari penulisan naskah hingga menuju pembacaan.


Dalam satu kesempatan, Moewardi sempat berdebat dengan insinyur Soekarno.

Dilansir dari majalah veteran, sempat terjadi perdebatan antara Moewardi dengan Soekarno dalam proses pembacaan teks proklamasi.
Moewardi meminta agar Soekarno segera membacakan teks proklamasi, meski saat itu H Muhammad Hatta belum datang. Dia mengatakan, tanda tangan Hatta di teks itu sebenarnya sudah cukup untuk mewakili.

Tapi Soekarno ngotot menunggu Muhammad Hatta. Bahkan dengan nada keras si bung Karno sempat membentak ke Moewardi.
"Kalau Mas Moewardi tidak mau menunggu silakan baca teks sendiri," kata Bung Karno.

Setelah teks proklamasi dibacakan, Moewardi menjadi pria terpilih untuk memberi kata sambutan.

Karena kesibukan di dalam awal mendirikan Republik Indonesia, Moewardi sempat melepas status sementara sebagai dokter. Akhirnya, setelah pemindahan ibukota dari Yogyakarta ke Jakarta, peran Moewardi di pemerintahan berkurang hingga ia pilih menetap di Solo.

Di Solo Moewardi kembali menjalankan profesi kedokteran nya yang sempat ditinggalkan. praktek dengan segala macam pasien juga dilayani hingga tiba pada tanggal 13 September 1948.
Ketika itu Mayor Hendroprijoko mencegah Moewardi untuk bergerak praktek mengingat kondisi negara sedang gawat. Diceritakan dalam buku "PKI BERGERAK" karya Harry A. Poeze, Moewardi yang masih menjabat sebagai pimpinan barisan banteng mengabarkan sebuah dokumen kepada Soekarno dan Hatta.

Isinya mengenai kemungkinan terjadinya pemberontakan yang dilakukan oleh pesindo yang berhaluan komunis. Alih-alih nurut perintah Mayor Hendroprijoko, Moewardi tetap hukum menjalankan operasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Ia berkata: "Saya pemimpin dan saya juga dokter yang terikat dengan sumpah dokter. Percayalah Saya tidak akan dibunuh oleh bangsa sendiri, yang mau membunuh saya hanyalah Belanda. Pasien Saya harus segera dioperasi," kata Moewardi.

Maka setelah menyampaikan pesan di hadapan anak buahnya, Moewardi tetap berangkat dengan menggunakan andong ke rumah sakit. Tak lama kemudian pada pukul 11.00 WIB terdengar keriuhan dan dari letusan senjata api.

Moewardi diculik dan kantor polisi di dekat rumah sakit habis diserbu.
Harry A. Poeze, menggambarkan proses penculikan itu sebagai hal yang unik. Penyebabnya para penculik sempat membiarkan Moewardi untuk menyelesaikan proses operasi yang dilakukan terhadap pasiennya. Sebelum akhirnya hilang dibawa entah kemana.

Setelah itu terdengar kabar bahwa seluruh korban penculikan termasuk di antaranya dokter Moewardi habis dibunuh. Pencarian pun dilaksanakan dengan berbagai upaya.

Gubernur militer Solo-Madiun yang dijabat Kolonel Gatot Subroto juga ikut memberikan perhatian serius. Tapi hingga kini keberadaan Moewardi masih misterius. Moewardi hilang meninggalkan 7 orang anak.

Dua anak dari Suprapti, istri pertama, yaitu Sri sejati dan Adi.
Kemudian 5 anak lain dari istri keduanya, Susilowati, yaitu atas Ataswarin Kamarijah, Kusumarita, Cipto Juwono, Banteng Witjcaksono dan Happy Anandarin Wahyuningsih.

Salah seorang anak Moewardi, Banteng Witjcaksono, menceritakan mengenai kehilangan ayah yang membuat Ibu mereka menjadi orang tua tunggal dan harus menghidupi seluruh anak mereka.
Dikisahkan dari cicit Moewardi, Lichte Christian Purbono, pencarian Moewardi terus dilakukan hingga puluhan tahun lamanya.

Karena tak tahu dimana keberadaannya, para keluarganya hanya bisa melakukan kegiatan tabur bunga di patung Moewardi yang berada di RSUD Dr Moewardi, Solo.

Kegiatan ini rutin dilakukan oleh keluarga hingga kini, meski tak ada satupun anak cucu Moewardi yang tinggal di Solo. untuk mengenal sosoknya dan menghargai bahasanya secara resmi Moewardi dinobatkan sebagai pahlawan kemerdekaan nasional melalui SK Presiden RI No. 190 tahun 1964.

Selain diberi gelar pahlawan, nama Moewardi juga disematkan sebagai nama rumah sakit yang diputuskan melalui surat keputusan Gubernur kepala daerah tingkat 1 Jawa Tengah tanggal 24 Oktober 1988.

Pergantian nama pun dilakukan bertepatan pada hari pahlawan 10 November 1988 dari semula RSUD kelas B Provinsi Dati I menjadi RSUD Dr. Moewardi Surakarta. (*)



_____________
Sumber : sejarah sang tokoh

👁️‍🗨️ Dibaca :


📊 Post Terbaru Lainnya...$type=carousel



💫 Info RAMADHAN$type=carousel

🧿 S O R O T A N$type=carousel

⚖️ HUKUM$type=carousel


Nama

1 Abad PSHT,1,501,1,Aceh,1,AHY,3,Air Bersih,1,Air Terjun Coban Drajat,1,AJI,1,AMSI,1,Andi Raya,1,Angkung,1,Anies Baswedan,1,APDI,1,Artikel,62,Bakesbang,1,Baksos,65,Bali,20,Balikpapan,1,Balon Laka - Lantas,3,Balon Lebaran,3,Balon Udara,16,Bandung,3,Bangkalan,21,Bangkinang,1,Banjarmasin,1,Banjir,17,Bansos,17,Banten,3,Banyumas,1,Banyuwangi,47,Batik,1,Batu,1,Batu Aquamarine,1,Batu Pirus,1,Bawaslu,11,Baznas,3,BBM,1,Bedah Rumah,5,Bekasi,2,BEM,2,Bendungan Bendo,1,Berbagi,2,Berdirinya Madiun,1,Berit,1,Berita,449,Bhayangkari,34,Binrohtal,1,Bitung,1,Blitar,28,Blora,3,BLT DD,1,BNPT,1,Bojonegoro,35,Bondowoso,41,Boyolali,1,BPD,2,Bpjs,1,BPN,6,BPS,1,BPSDM,1,Brebes,2,Brimob,7,Buah Matoa,1,Budaya,20,Bukit Cumbri,1,Bukit Soeharto,1,Bullying,4,Burung Langka,1,Cegah Covid-19,141,Cerita Bermakna,21,Cirebon,3,Cooling System,34,CPNS,1,Cuaca,18,Curanmor,1,Daerah,7,Daftar Raja - Raja Majapahit,1,DAMRI,1,Dana Desa 2020,3,Dana Desa 2021,1,Daya Spiritual,5,DBD,2,Dekopin,1,Demak,3,Denpasar,1,Depok,1,Desa Bancar,6,Desa Bersinar,1,Desa Bogem,1,Desa Bogoarum,1,Desa Carangrejo,1,Desa Geplak,1,Desa Ginuk,1,Desa Gondowido,1,Desa Jatigembol,1,Desa Karangpatihan,1,Desa Kertobanyon,1,Desa Koripan,1,Desa Kranggan,1,Desa Manuk,1,Desa Membangun,1,Desa Nongkodono,1,Desa Pager,1,Desa Purwosari,1,Desa Turi,1,Desa Wayang,1,Dewan,63,Dewan Pers,5,Dewi Srikandhi,1,Dinas Perkim,1,Dompet Dhuafa,1,Donor Darah,4,DPC Partai Perindo Madiun Kota,1,DPD RI,1,DPR RI,5,DPRD,11,DPRD Kota Madiun,2,DPRD Ponorogo,7,Drumband,1,Dunia Spiritual,7,Duta Lalu Lintas,1,Ekonomi,55,Elektronik,1,Erupsi Semeru,9,Fenomena Alam,7,FLS2N,1,G20,2,Ganjar Pranowo,1,Gas Elpiji,2,Giat,310,Gontor Ponorogo,1,GPDRR,1,Grebeg Mulud,1,Grebeg Suro,7,Gresik,49,H. Ipong Muchlissoni,4,H. Muhtarom S.Sos,1,Hardiknas,1,Hari Amal Bhakti Kemenag,1,Hari Anak Nasional,1,Hari Bhayangkara,24,Hari Bumi,1,Hari Buruh,5,Hari Gizi Nasional,1,Hari Ibu,1,Hari Ikan Nasional,1,Hari Nusantara,1,Hari Santri,2,Hari Tari Sedunia,1,Hari Valentine,1,Harkopnas,1,Harlah Pancasila,2,Hj. Sri Wahyuni,5,HKN,2,Hoegeng Award,1,HPN 2020,1,HPN 2023,1,HPN 2024,7,HSN,1,Hukum,10,HUT RI,3,IKN,3,IKS PI,1,Imlek,1,IMO,6,Imunisasi,2,INCAR,1,Inda Raya,19,Info kesehatan,24,Intan Jaya,52,IPHI,1,IPSI,1,Iptek,20,IPW,1,Jajanan Daerah,4,Jakarta,75,Jambi,1,jate,1,Jateng,3,Jatim,222,Javanese Spiritual,12,Jawa Barat,2,Jawa Tengah,5,Jayapura,5,Jejak Spiritual,11,Jemaah Haji,2,Jember,48,JLS,2,Jombang,22,JTI,1,Jum'at Berkah,2,Jum'at Bersih,3,Jum'at Curhat,58,Kabar-kabari,3,Kabupaten Lengkap,1,Kabupaten ODF,1,Kahupaten Prnajam Paser,1,KAI Daop 7 Madiun,1,Kajari,1,Kalimantan Barat,1,KalTim,3,Kampar,1,Kampung KB,1,Kampung Kertoembo,1,Kampung Pancasila,1,Kampung Tangguh Semeru,5,Kamtibmas,129,Kantor Imigrasi Ponorogo,1,Kapolri,227,Karanganyar,1,Kasus,551,KDRT,1,Keamanan,20,Kebakaran,7,Kebangsaan,1,Kebersihan,6,Kec. Sampung,1,Kecamatan Bungkal,3,Kecamatan Kegunggalar,1,Kecamatan Pulung,1,Kecamatan Siman,1,Kecamatan Sukomoro,1,Kediri,25,Kediri Kota,17,Kekeringan,10,Kemenhan,1,Kependudukan,1,Kereta Api,1,Keris,11,Kesehatan,40,KI Award,1,Kinemaster,1,Kirab Merah Putih,2,KJJT,1,KKD,2,Knalpot Brong,3,Kodim 0802/Ponorogo,157,Kodim 0803/Madiun,1,Kodim 0804/Magetan,4,Kominfo,10,Kompolnas RI,5,Konawe Sulawesi Tenggara,1,Kopwan,2,KOSTI,1,Kota Blitar,5,Kota Kreatif Dunia,1,Kota Magelang,2,Kota Semarang,2,Kota Tegal,1,KOTEKA,1,KPPS,5,KPU,34,KSPPS BMT Halaqoh,1,KTT ASEAN,10,Kue Klepon,1,Kuliner,14,Kunker,1,KWP,1,Labuan Bajo,5,Laka - Lantas,15,Lamongan,34,Landak,1,Lanny Jaya,1,Lasmini,1,LAZISNU,3,Lebanon,14,Lebaran 2022,8,Lebaran 2023,15,Lebaran 2024,26,Lemhannas RI,1,Literasi Digital,5,Lumajang,35,Madiun,80,Madiun Kota,69,Magetan,81,Mahfud MD,2,MAHUPIKI,3,Makan Gratis,1,Makasar,1,Malang,61,Malang Kota,64,Maluku,1,Manokwari Selatan,1,Masjid Kuncen,1,Media Siber,1,Medsos,1,Merauke,1,Miras,5,Mitos - Mistik,12,Mobil Covid Hunter,1,Mojokerto,48,Mojokerto Kota,27,Monumen Reog Ponorogo,1,Mudik 2022,7,Mudik 2023,34,Mudik 2024,7,MUI,2,Musdes,2,Museum Mpu Tantular,1,Museum Reog,1,Narkoba,83,Nasional,5,Natal,10,Nataru,12,Nawacita,2,Netizen Jatim,1,Nganjuk,25,Ngawi,36,NTB,2,NTT,3,NU,3,OKK,1,Olah raga,46,OMB,4,Ombudsman,1,Operasi Patuh,1,Operasi Zebra,7,Ops Aman Suro,1,Ops Ketupat,19,Ops Lilin,20,Ops Pekat,2,Ops Semeru,22,Ops Yustisi,20,Orang Meninggal,25,Outomotif,1,Pacitan,14,Palembang,1,Pamekasan,21,Pangan,29,Papua,49,Papua Barat,2,Papua Tengah,41,Partai Demokrat,1,Partai Gelora,1,Partai Gerindra,3,Partai Golkar,2,Partai NasDem,5,Partai PKB,1,Pasuruan,34,Pasuruan Kota,6,Pati,2,Pawitandirogo,1,PBB,1,PBVSI,1,PCC,1,PDI Perjuangan,2,Pegunungan Bintang,2,Pekanbaru,7,Pembangunan,33,Pemerintahan,12,Pemilu 2024,83,Pendidikan,86,Penemuan,8,Penghijauan,6,Penghijuan,1,PEPABRI,1,Perang Sarung,4,Peristiwa,227,Perlombaan,1,Pertanian,30,Perwosi,1,Pesilat Cilik,1,Pesona Indonesiaku,30,Petasan,15,Photo News,1,Pilkada,16,Pilkades,18,Pilsek Nawangan,1,Pisang Goreng,1,PKK Akademia,1,PKS Ponorogo,1,Platform Digital,3,PMII,3,PNS,1,Pokdarwis,1,Polda Banten,1,Polda Jateng,38,Polda Jatim,470,Polda NTB,1,Polda Sumbar,2,Polda Sumut,2,Polio,1,Polisi RW,23,Politeknik Negeri Madiun,1,Politik,2,Polres,185,Polres Balitung,1,Polres Bangkalan,35,Polres Banyuwangi,41,Polres Batu,55,Polres Blitar,15,Polres Blitar Kota,16,Polres Bojonegoro,30,Polres Bondowoso,40,Polres Gresik,22,Polres Jember,65,Polres Jombang,20,Polres Kampar,1,Polres Kediri,18,Polres Kediri Kota,43,Polres Kendal,1,Polres Kota Probolinggo,9,Polres Lamongan,30,Polres Landak,47,Polres Lumajang,30,Polres Madiun,24,Polres Madiun Kota,98,Polres Magetan,126,Polres Malang,90,Polres malang Kota,86,Polres Mojokerto,28,Polres Mojokerto Kota,17,Polres Nganjuk,30,Polres Ngawi,139,Polres Pacitan,21,Polres Pamekasan,27,Polres Pasuruan,21,Polres Pasuruan Kota,14,Polres Pekalongan,2,Polres Pekanbaru,1,Polres Ponorogo,677,Polres Probolinggo,42,Polres Puncak Jaya,58,Polres Purbalingga,1,Polres Salatiga,1,Polres Sampang,13,Polres Sidoarjo,13,Polres Situbondo,65,Polres Sragen,1,Polres Sukorejo,2,Polres Sumenep,20,Polres Tanjung Perak,41,Polres Tegal,1,Polres Torut,1,Polres Trenggalek,22,Polres Tuban,30,Polres Tulungagung,59,Polres Wonogiri,1,Polresta,2,Polresta Banyumas,5,Polresta Banyuwangi,5,Polresta Sidoarjo,28,Polrestabes Surabaya,73,Polri,641,Polsej Padas,1,Polsek Air Besar,76,Polsek Babadan,16,Polsek Badegan,20,Polsek Balong,20,Polsek Bungkal,6,Polsek Jambon,10,Polsek Jenangan,10,Polsek Jetis,2,Polsek Jiwan,2,Polsek Jogorogo,3,Polsek Karangjati,2,Polsek Kartoharjo,2,Polsek Kauman,2,Polsek Kedunggalar,3,Polsek Mlarak,24,Polsek Ngebel,9,Polsek Ngerambe,1,Polsek Ngrambe,11,Polsek Ngrayun,26,Polsek Padas,1,Polsek Pangkur,1,Polsek Paron,4,Polsek Pitu,1,Polsek Plaosan,1,Polsek Ponorogo,22,Polsek Pudak,7,Polsek Pulung,44,Polsek Sambit,6,Polsek Sampung,6,Polsek Sawahan,1,Polsek Sawoo,7,Polsek Siman,23,Polsek Sine,4,Polsek Slahung,21,Polsek Sooko,36,Polsek Sukorejo,63,Polsek Sumoroto,18,Polsek Taman,1,Polsek Tandes,1,Polsek Widodaren,2,Polwan,30,Ponorogo,375,Ponorogo Creative Festival,1,Ponpes Temboro,1,Porprov Jatim,1,PP Muhammadiyah,1,PPDB,1,PPK,1,PPWI,1,Prabowo - Gibran,4,Prabowo Subianto,3,Pramuka,1,Presiden Joko Widodo,11,Prestasi,62,Probolinggo,71,Probolinggo Kota,10,Program PTSL,11,PSHT,13,PSHT Pusat Madiun,2,PSHW-TM,2,PSSI,1,PT INKA,4,PTDH,1,Publik,23,Puncak Jaya,538,Pungli,1,Purbalingga,2,PWI,4,PWO Dwipa,1,Ramadhan,90,Rekor MURI,2,Release Akhir Tahun,2,Religi,30,Reog,12,Reog Singo Gemoeling,1,Resnarkoba,3,Reyog,3,Riau,7,Road Race,1,RS Darmayu,1,RS Dr. Sayidiman,1,RSPPN,1,RSUD dr Sayidiman,3,Rutan Ponorogo,3,S.Pd,1,S.Sos,1,Sabang,1,Samarinda,1,Sampang,20,Satlantas,68,Satpol PP,4,SBMR,1,Sejarah,154,Semarang,7,Sertijab,5,Service,1,Sidoarjo,31,Simalungun,1,Sinergitas,1,Situbondo,17,SMK PGRI 1 Wlingi,1,SMK Yosonegoro,1,SMKN 1 Magetan,1,SMKN 2 Ponorogo,1,Sosial,55,SPBE,2,Srambang Park,2,Stunting,2,Sugiri Sancoko,10,Sukabumi,1,Sulsel,1,Sumatera Selatan,1,Sumatera Utara,3,Sumenep,19,Sunarto,1,Supriyanto,2,Surabaya,158,Surakarta,7,Suran Agung,1,Tanah Longsor,1,Tanaman Bermanfaat,32,Tari Massal,1,Tasikmalaya,1,TBC,1,Telaga Ngebel,5,Telaga Sarangan,1,TIK,1,Timika,12,Tingginambut,6,Tips Bermanfaat,7,Titik Nol,2,TK Kartika IV-20 Ponorogo,1,TMMD,5,TNI,273,Tokoh,43,TP PKK,18,TPPO,15,Tradisi,11,Transportasi,1,treng,1,Trenggalek,24,Tuban,6,Tulungagung,34,U-17,9,UCCN,1,UMKM,10,UMM,1,Umum,10,UNESCO,7,Unibraw,1,Universitas Muhammadiyah,1,Utama,3,Vaksinasi,123,Verawaty Thaib SIK,1,Virus Corona,20,Waduk Bendo,1,Wanaartha Life,1,Wayang,7,Wingko,1,Wisata,6,Wisata Daerah,77,Wisata Ponorogo,7,Wisata Religi,19,WTP,2,Yahukimo,8,Yogyakarta,3,Zona Integritas,1,
ltr
item
Netizen Word: Dr. Moewardi, "Dokter Gembel" Dari Pati. Namanya Abadi Jadi RSUD Kota Solo
Dr. Moewardi, "Dokter Gembel" Dari Pati. Namanya Abadi Jadi RSUD Kota Solo
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxeNCxlGEapgRPPPSTR0dft-_FZajDsY4p6MFIqLvzMQlcY4naPu6A6umJCAmBRXX3N1Wb0RK02btSPWqcSvTkBsMtyS1vKfFScEmI_WRVcvs1pWk3nJUfW_R_0OdBCyVk3K2Sl3VvLZfK/s200/IMG-20200426-WA0016.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxeNCxlGEapgRPPPSTR0dft-_FZajDsY4p6MFIqLvzMQlcY4naPu6A6umJCAmBRXX3N1Wb0RK02btSPWqcSvTkBsMtyS1vKfFScEmI_WRVcvs1pWk3nJUfW_R_0OdBCyVk3K2Sl3VvLZfK/s72-c/IMG-20200426-WA0016.jpg
Netizen Word
https://www.netizenword.com/2020/04/dr-moewardi-dokter-gembel-dari-pati.html
https://www.netizenword.com/
https://www.netizenword.com/
https://www.netizenword.com/2020/04/dr-moewardi-dokter-gembel-dari-pati.html
true
1914908294925827969
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy