Sebuah sudetan oleh belanda. Tak ada hubungan dengan emas, menurut Adrian perkasa, sungai ini dinamakan Maas setelah Belanda efektif menguasai Surabaya pada 1743 Masehi , karena Kota ini mirip dengan Rotterdam yang juga memiliki sungai Maas.
Maka tak heran banyak orang-orang tua sini yang bilang daerah sekitar jembatan merah surabaya sebagai mini Rotterdam.
Pada masa lampau (era VOC), pelabuhan Surabaya awalnya berada di sisi sungai Soerabaya yang kini posisi GPS berada di tengah kota Kota Surabaya yang sekarang.
Pada era Pemerintah Hindia Belanda, pelabuhan Surabaya yang berlokasi dekat benteng (casteel) Soerabaya direlokasi ke kanal (sungai buatan) yang baru yang disebut Kali Mas.
Sejak dibukanya terusan Suez (1869) pelabuhan-pelabuhan di Nederlandsch Indie (baca: Indonesia) mengalami perubahan drastis dari pelabuhan sungai relokasi menjadi pelabuhan kanal dan pelabuhan kanal bergeser menjadi pelabuhan laut.
Pelabuhan Kalimas kategorinya kini dianggap pelabuhan tradisional di Kota Surabaya, namun sesungguhnya pelabuhan tersebut adalah pelabuhan kanal modern Jawa bagian timur pada masa awal Pemerintahan Hindia Belanda.
Dalam perkebangannya kemudian Pelabuhan Kalimas bergeser ke Pelabuhan Tanjung Perak.
Hal ini juga terjadi di Semarang dari pelabuhan (kanal) Moeara Baroe bergeser ke pelabuhan Tanjung Emas.
Pola pergeseran pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mirip dengan pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Ini berbeda dengan di Batavia: pelabuhan mengalami relokasi dari pelabuhan Kalibesar ke pelabuhan Tanjung Priok.
Pola relokasi pelabuhan Tanjung Priok lebih mirip dengan pelabuhan Teluk Bayur di Padang (namun tetap ada perbedaan: Batavia memanfaatkan tanjung, Padang memanfaatkan teluk). Pelabuhan yang khas adalah kombinasi (pergeseran dan relokasi): dari pelabuhan Deli ke pelabuhan Belawan.
Bagaimana proses perubahan (pergeseran dan atau relokasi posisi lokasi) pelabuhan di Kota Surabaya terjadi? Satu hal bahwa perubahan pelabuhan di Surabaya adalah bagian tidak terpisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan Kota Surabaya sendiri.
Namun disayangkan sejauh ini sulit menemukan informasi (tulisan) masa kini yang mendeskripsikan kronologis pembangunan dan pengembangan pelabuhan di Kota Surabaya. Hal lain adalah bahwa pelabuhan Tanjung Perak yang sekarang adalah akhir dari proses tersebut.
Oleh karenanya sudah barang tentu kronologis tersebut menjadi penting untuk diketahui, sebab pelabuhan adalah faktor penting dalam perjalanan Kota Surabaya yang berawal dari sebuah kampung di sisi sungai Soerabaya menjadi kota metropolitan yang sekarang.
Pelabuhan Kanal Soerabaja
Jarak pelabuhan (sungai) Soerabaja ke muara sungai (laut) cukup jauh dan membutuhkan waktu pelayaran yang lama karena (biasanya) sungai di hilir mendekati pantai berbelok-belok. Pada Peta 1719 sungai Soerabaja masih tampak berbelok-belok di hilir benteng (casteel) Soerabaja.
Namun dalam Peta 1787 tampak antara benteng (casteel)Soerabaja dengan moera sungai (laut) sudah mengindikasikan sungai yang berbentuk lurus. Artinya sungai (alam) telah menjadi kanal (buatan).
Proses kanalisasi ini diduga terjadi antara 1719 hingga 1787. Itu berarti dalam interval waktu sekitar 70 tahun (suatu waktu yang cukup lama).
Di Batavia, kanalisasi sungai untuk fungsi pelabuhan sudah dilakukan sejak awal, paling tidak sudah terlihat pada Peta 1629.
Peta kanal makin banyak terlihat pada Peta 1657. Sedangkan di Semarang, pembangunan kanal sudah tampak ada rintisan pada tahun 1741 sebagaimana tampak pada Peta 1741.
Namun rintisan ini tidak kunjung direalisasikan, karena pada peta terbaru (Peta Semarang 1787) kanal Semarang ini belum terwujud (sepenuhnya). Sementara di Soerabaja pada tahun 1787 (Peta Soerabaja 1787) sudah terwujud kanal. Dengan demikian pelabuhan kanal Soerabaja adalah pelabuhan kedua setelah pelabuhan kanal Batavia.
Pelabuhan kanal Soerabaja ini kemudian disebut pelabuhan Kali Maas. Penyebutan nama ini mengindikasikan nama sungai Soerabaja telah berganti nama menjadi Kali Maas setelah selesainya kanalisiasi sungai Soerabaja.
Mengapa disebut Kali Maas? Hal yang terdekat dengan penamaan rivier (sungai) menjadi kali diduga kuat mengikuti penamaan pelabuhan kanal Kali Besar di Batavia. Kata ‘kali’ diduga berasal dari terminologi umum di Betawi (Batavia) tentang sungai.
Sedangkan nama Maas, buka terminilogi yang mengindikasikan emas (goud), tetapi nama marga Eropa/Belanda yang diduga seseorang yang menjadi arsitek dari pembangunan kanal Soerabaja tersebut.
Dengan demikian, Kali Maas yang kemudian mengalami reduksi menjadi Kali Mas harus dibedakan sebagai arti nama doeloe dengan arti nama yang dipahami umum pada masa kini. (*)
# sejarah Surabaya