![]() |
Watu Semaur. |
Ponorogo - Bila kita berkunjung ke Kabupaten Ponorogo, kita tak akan jenuh akan keindahan alamnya, banyak yang akan kita jumpai di kabupaten ini, tempat - tempat wisata yang dapat memanjakan mata kita, dengan nuansa alam yang asri.
Salah satunya Potensi Alam semula jadi, yaitu Watu Semaur. Apa itu Watu Semaur ? Dilihat dari namanya, "Watu" dalam bahasa jawa adalah batu, dan "Semaur" artinya menjawab atau bersuara.
Watu Semaur adalah batu yang oleh masyakat sekitar menyebutnya sebagai batu yang bisa menjawab jika diminta. Namun Watu Semaur tetap merupakan sebongkah batu besar yang nampak kokoh menjulang.
Jika ada orang berteriak maka akan menggema dan memantulkan suara, jadi seperti ada orang lain yang menirukan suara kita, mungkin karena dianggap ada suara yang muncul, sebagai suara tiruan tersebut orang menyebutnya sebagai Watu Semaur. Watu Semaur ini berada di Desa Selur, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.
Batu besar yang menjulang ini terletak di pinggir jalan alternatif menuju daerah Panggul Kabupaten Trenggalek.
Terletak di antara hutan pinus dan di bawah batu ini terdapat area persawahan yang asri, membuat orang yang lewat di jalan tersebut ingin berhenti sambil menikmati pemandangan yang indah disekitar watu semaur.
Dibalik indahnya Watu Semaur, ada cerita atau mitos yang menjelaskan asal mula batu tersebut. Menurut cerita masyarakat sekitar Watu Semaur tidak sama dengan batu-batu lainnya, namun batu ini memiliki asal usul dan masih dipercaya masyarakat sekitar sampai sekarang.
Menurut masyarakat setempat, keberadaan Watu Semaur bermula dari sebuah kepercayaan jika hutan tempat Watu Semaur tersebut sangatlah angker.
Ada kepercayaan, jika ada pasangan pengantin yang usia pernikahannya baru atau belum ada lima hari (sepasar), tidak boleh melewati hutan tersebut hanya berduaan, atau tanpa ada yang menemani mereka (batur manten) maka hal buruk bakal terjadi.
Di ceritakan Pada suatu hari ada pasangan Pengantin baru yang nekat melewati hutan tersebut hanya berdua. Pada saat melewati hutan tersebut, pengantin pria tiba-tiba ingin buang air kecil, kemudian pengantin pria menyuruh pengantin wanita untuk menunggu di tempat yang agak jauh.
Pengantin wanita pun mencari tempat yang enak untuk menunggu suaminya yang sedang buang air. Setelah selesai buang air, pengantin pria berniat mencari sambil berteriak memanggil-manggil nama istrinya. Panggilan sang suami selalu dijawab sang istri, namun sang suami tidak mengetahui dimana istrinya berada. Setiap kali dipanggil selalu dijawab tetapi sosok istrinya tidak terlihat.
Akhirnya sang suami kecapekan dan berhenti mencari, ditempat berhentinya sang suami itu, dari dongeng yang turun-temurun tersebut sang suami yang tertidur ditempat istirahatnya, berubahlah tubuh pria itu menjadi sebongkah batu dan kemudian dinamakan Batu Kodok. Sementara sang istri yang tak tahu dimana keberadaannya juga berubah menjadi batu, orang menyebutnya sebagai Watu Semaur. Itulah secuil kisah tentang asal mula Watu Semaur. Yang menurut riwayat dari dongeng barmula dari seorang suami yang mencari istrinya dan tak bisa bertemu kembali.
Itu hanya sebuah kepercayaan yang berkembang di masyarakat sekitar Watu Semaur, sebagai dongeng. Percaya atau tidak semuanya tergantung pada masing-masing pribadi.
Yang jelas dibalik semua itu, Watu Semaur adalah anugerah yang diberikan untuk warga sekitar dari Tuhan YME. Sesuatu yang sangat indah dan perlu dirawat keindahannya agar bisa di nikmati oleh anak cucu.(ny/netz)
#watusemaur #DesaSelur #KecamatanNgrayun #Ponorogo #NgopiGAYENG