Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak semua pihak untuk menciptakan alam demokrasi di Indonesia kedepannya untuk jauh lebih baik lagi. Diantaranya adalah menghargai kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dilindungi oleh konstitusi dan undang-undang.
Hal itu disampaikan Sigit saat menutup lomba orasi unjuk rasa Piala Kapolri 2021 dalam rangka mengumumkan momentum Hari Hak Asasi Manusia (HAM) se-Dunia, di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (10/12/2021).
"Jadi mari kita ciptakan alam demokrasi yang lebih baik, kebebasan berekspresi, kebebasan mengkritik, kebebasan berpendapat. Yang memang dilindungi oleh Konstitusi dan UU. Dan ini harus kita jaga," kata Sigit.
lomba orasi hari ini, kata Sigit, membuktikan bahwa Indonesia yang menganut sistem demokrasi, sangat menghargai kebebasan berpendapat dan ekspresi dari masyarakat luas.
Mantan Kapolda Banten ini juga berharap, lomba orasi ini dapat direfleksikan kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk Polri, dengan menyerap seluruh aspirasi dari masyarakat.
"Sebagaimana kami sampaikan, Indonesia secara konstitusi menghargai kebebasan demokrasi. Hal ini tentunya harus dipahami oleh seluruh masyarakat Bangsa Indonesia. Tentunya juga seluruh pemangku kepentingan, termasuk didalamnya adalah Polri yang selalu berhadapan dengan kegiatan aksi unjuk rasa," ujar Sigit.
Eks Kabareskrim Polri ini memastikan, selama penyampaian aspirasi berjalan sesuai aturan dan undang-undang, maka personel kepolisian harus memastikan kegiatan itu berjalan dengan baik.
"Tentunya bahwa kegiatan unjuk rasa ini berlangsung sesuai peraturan perundang-undangan maka kewajiban bagi seluruh anggota Polri untuk amankan agar pelaksanaan pelaksanaan penyampaian pendapat umum betul-betul bisa terselenggara dengan baik," ucap Sigit.
Iklim demokrasi di Indonesia, kata Sigit, makin hari makin baik. Oleh karena itu, menurut Sigit, tren positif tersebut harus tetap dipertahankan dengan memberikan wadah atau ruang dalam menyampaikan pendapat dan aspirasi.
"Saya pesan disini adalah, bagaimana kemudian di alam demokrasi semakin baik ini, maka kebebasan mengungkapkan ekspresi, kritik, dan aspirasi betul-betul bisa berjalan dengan baik," tutur Sigit.
Lebih dalam, Sigit, menyampaikan aspirasi yang baik adalah terlepas dari segala bentuk kepentingan segelintir kelompok yang kerap memanfaatkan situasi dan kondisi. Dengan begitu, kata Sigit, menyampaikan aspirasi tidak akan terganggu dengan Kebisingan yang dapat menghambat pesan dari masyarakat itu sendiri.
"Yang akhirnya kemudian pesan yang ingin disampaikan dari aspirasi teman-teman justru tidak sampai. Kedepan bagaimana kita menciptakan suasana iklim yang baik di alam demokrasi yang semakin maju ini. Sehingga menyampaikan pesan ini betul-betul tersampaikan dengan jernih tidak ada noise. Dengan begitu, para pengambil keputusan, pemangku kebijakan, mendengarkan dengan jelas, kemudian segera menindaklanjuti pesan tersebut tanpa terganggu oleh kebisingan tersebut. Ini tentunya menjadi tanggung jawab kita bersama," papar Sigit.
Disisi lain, dengan menyaksikan patung dua Pahlawan Bangsa Indonesia Soekarno dan Mohammad Hatta, Sigit yakin, para peserta lomba orasi yang didominasi generasi muda, dapat menjadi pemimpin masa depan.
"Ditengah-tengah Tugu Proklamasi, menyaksikan dua pahlawan kita Bung Karno dan Bung Hatta. Saya yakin di antara adik-adik semua akan ada calon pemimpin di masa yang akan datang. Dan kita yakin, karena saya melihat adik-adik memiliki kemampuan untuk itu," ujar Sigit .
Jangan lupa, Sigit memuji ide kreativitas dari para peserta lomba orasi yang menuangkan aspirasi dan ekspresinya dalam kegiatan ini. Hal itu membuat dewan juri kesulitan dalam menentukan pemenang.
"Kami sangat berterima kasih kepada semua adik-adik yang telah berekspresi, berinspirasi dengan ide-ide kreatif. Sehingga kita semua melihat dalam tayangan bagaimana menyampaikan ekspresi, menyampaikan pesan-betul menyentuh. Saya melihat semuanya memiliki kualitas sangat baik," ucap Sigit.
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik menyampaikan apresiasi kepada Kapolri yang menyampaikan kepada masyarakat menyampaikan pendapat dengan menggelar lomba atauasi.
"Terima kasih kepada Bapak Kapolri dan seluruh jajaran serta Kompolnas atas kerjasama yang hari ini kita wujudkan merupakan kelanjutan dari MoU kita. Mudah-mudahan Polri semakin maju, bangsa kita maju, demokrasi kita semakin maju," ujar Ahmad Taufan.
Ahmad Taufan menyebut, kegiatan ini diharapkan dapat membuat aparat kepolisian dapat meningkatkan profesional dalam penanganan aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat.
"Karena itu mari kita hormati juga mereka sebagai bagian dari Bangsa Indonesia yang ingin membangun negeri ini. Tentu kita bersama-sama berjanji untuk membangun bangsa kita untuk menjadi bangsa besar, bangsa yang menghormati norma hak asasi manusia dan martabat kemanusiaan serta kemajuan kita bersama," ucap Ahmad Taufan.
Dalam lomba orasi ini melahirkan enam pemenang yang terdiri dari Juara I hingga III dan Juara Harapan I sampai dengan III. (arf/ny)
Adapun rinciannya;
- Juara I disabet oleh Tim Aman Kesal Unesa, Jawa Timur yang mengusung tema anti perundungan dan kekerasan seksual.
- Juara II Tim Sembur Paus dari NTT dengan tema hak adat dalam cengkeraman negara.
- Juara III Tim Pemberantasan Tikus dari Sumatera Barat dengan tema koruptor dan pelakor.
- Juara Harapan I Tim Justisia dari Maluku Utara dengan tema kekerasan seksual terhadap perempuan.
- Juara Harapan II Tim Lingkar Hijau dari Sulawesi Selatan dengan tema orasi humanis HAM
- Juara Harapan III Tim Uniba dari Kalimantan Timur yang mengusung tema mengubah hari HAM