Satgas Trauma Healing Polresta Malang Kota Berikan Pendampingan Psikologi Bagi Korban Terdampak Bencana Banjir
Malang Kota - Hujan deras yang mengguyur Kota Malang, Kamis (4/11/2021), sehingga menimbulkan bencana banjir di beberapa wilayah Kota Malang. Dampak air bah ini menyebabkan kerugian secara materi, fisik, maupun psikologis bagi korban masyarakat kota Malang yang mengalaminya.
Rumah-rumah warga yang hanyut terbawa banjir memaksa mereka yang tinggal di pinggiran sungai untuk mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman dari banjir, Tak kurang 400 warga yang tinggal di RW 6 Senaputra Kec. Klojen mengungsi di tempat rekreasi Senaputra dan warga RW 09 Kel. Jatimulyo Kec. Lowokwaru Kota Malang.
Tim Trauma Healing Polresta Malang Kota diterjunkan di tempat-tempat pengungsian untuk membantu para korban pengungsi. Tim yang bertajuk Sama Ramah (Satgas Malang Raya Trauma Healing) memberikan layanan pendampingan psikologi berupa PFA (Psychological First Aid) untuk korban bencana banjir dan mempersiapkan bantuan fisik sementara berupa makanan dan minuman. Pendampingan Trauma Healing ini dilakukan dengan cara pendekatan yang humanis dan persuasif.
Banyak korban diantara pengungsi orang dewasa, anak-anak balita, dan usia sekolah yang ikut mengungsi dengan kondisi seadanya yang mereka bawa dari tempat tinggal mereka. Sehingga Trauma Healing ini untuk memberikan motivasi dan semangat kepada para korban pengungsi agar terhindar dari trauma psikis yang berkepanjangan.
Tim yang beranggotakan 4 personel Polresta Malang Kota ini di bawah pimpinan Aipda Muis S.psi, MM dan Aipa Indah Soviyana,S.psi mendatangi para pengungsi satu per satu memberikan edukasi, menganalisis tingkat stres dan juga solusi penanganannya.
Mengajak anak-anak untuk bermain dan bercerita tentang mengembalikan tawa ceria mereka. Mendengar keluh kesah para korban sedikit mengurangi beban psikis yang mereka rasakan akibat bencana banjir ini. Anak-anak dan balita menyesuaikan diri dengan lingkungan pengungsian saat ini masih terbatasnya fasilitas yang tersedia.
Banyak di antara kesulitan tidur di malam hari dan ada beberapa yang menderita demam dan masuk angin. Perlengkapan pakaian, popok dan susu sangat membantu mereka bertahan di pengungsian. Makanan siap saji juga terus berdatangan dari para relawan dan BPBD yang tenda darurat dan dapur umum untuk korban pengungsi.