--> Makna Filosofi dan Kekuatan Simbolik Dhapur Keris | Netizen Word
🌐 NETIZEN WORD - Berbagi Untuk Anda || merupakan PlatForm digital, cocok untuk anda yang suka dan hobby menulis, Mendidik para generasi muda dalam pembuatan konten - konten positif || 🌐 Medsos : @netizenword (Fanspage/Fb, IG, YouTube)

Makna Filosofi dan Kekuatan Simbolik Dhapur Keris

Keris atau juga di sebut Tosan Aji (barang atos kang nduwe aji/kegunaan/mendapat perawatan istimewa bagi yang membawanya) merupakan karya dari para Mpu atau leluhur Nusantara yang memiliki keistimewaaan saat proses pembuatannya.

Didalam sebuah Keris banyak bagian - bagian yang memiliki makna, dengan bentuk / Luk, ricikan / bagian - bagian itu juga menjadi sebuah ciri khas nama dari sebuah keris.

Mengenal Ricikan KERIS.

Nama-nama keris yang benar sesuai yang tercantum dalam arsip keraton dalam Buku yang bernama Serat CENTINI Bab II yang ditulis oleh salah seorang pujangga yang bernama R. Ngabehi Ronggowarsito pada tahun 1675. Keris yang ada di nusantara ini sangat banyak dan beragam, masing-masing memiliki nama yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, bahkan satu daerah dengan daerah lain memiliki nama yang berlainan untuk satu keris yang sama.

Nama - nama keris tersebut memiliki beberapa tingkatan antara lain keris yang dibuat pada sebelum abad ke 10 diberi gelar Sang, keris yang dipakai sebagai pusaka keraton diberi gelar Kanjeng Kyai, keris yang dipakai oleh masyarakat umum diberi gelar Kyai dan keris yang dibuat oleh seorang Empu dan bukan dari idenya sendiri tapi dari ide Empu sebelumnya diberi gelar DHAPUR. Jenis keris pun ada bermacam-macam ada yang Lurus dan ada yang berlekuk. Untuk yang Luk (Istilah keris berlekuk) mulai dari luk 3 sampai luk 29, bisa dibayangkan nama-nama keris yang ada pasti ada ribuan.

Untuk bisa mengetahui berbagai nama keris kita harus mengetahui dahulu ricikan-ricikan atau ornamen yang terdapat pada sebuah keris. Sebuah keris pastilah memiliki ricikan sebagai dasar untuk menentukan nama dhapur keris tersebut.


Berikut ini adalah contoh beberapa nama dhapur keris dengan ricikannya :

1. Dhapur Tilam Upih dengan ricikan keris Lurus, terdapat pijetan dan tikel alis.

2. Dhapur Pudak Jangkung dengan ricikan keris Luk tiga, terdapat pijetan dan tikel alis, pudak sategal dan sraweyan.

3. Dhapur Pendawa Cinarita dengan riicikan Luk 5, terdapat kembang kacang, jalen, lambe gajah dua, sogokan dua, sraweyan dan greneng.

4. Dhapur Sempana dengan ricikan Luk 7, terdapat kembang kacang, jalen, lambe gajah dan greneng.

5. Dhapur Carang Soka dengan ricikan Luk 9, terdapat kembang kacang, jalen, lambe gajah dua, sogokan dua, sraweyan dan greneng.

6. Dhapur Sabukinten dengan ricikan Luk 11, terdapat kembang kacang, jalen, lambe gajah , sogokan dua, sraweyan dan greneng.

7. Dhapur Sengkelat dengan ricikan Luk 13, terdapat kembang kacang, jalen, lambe gajah dua, sogokan dua, sraweyan, ripandan, dan greneng.

Contoh dhapur diatas memberikan tanda bahwa detail sebuah dhapur keris itu berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Dhapur untuk keris lurus ada 440 buah, luk 3, luk 5, luk 7, luk 9, luk 11, luk 13, luk 15, luk 17, luk 19, luk 21, luk 23, luk 25, luk 27, dan luk 29, jika semua dijumlahkan mungkin ribuan keris.

Jadi jika kita memiliki sebuah keris haruslah sangat berhati-hati dalam menentukan nama dhapurnya, tidak perlu bingung dan tergesa-gesa karena nama-nama dhapur banyak terdapat pada buku-buku keris. Dengan mengetahui nama dhapur sebuah keris kita dapat memprediksi apa sebenarnya maksud dan tujuan keris itu dipesan dan dibuat.


3. DHAPUR Keris dan Kekuatan Simboliknya

Orang Jawa menafsirkan bentuk dari bilah keris itu bukan sekedar untuk memberikan sajian tentang kekuatan (fisik) dan keindahan (artistik) belaka. Pada kehadiran simboliknya juga mengandung makna-makna yang mendalam, dengan pesan-pesan moral dan etika tertentu. Sebagian masyarakat memiliki keyakinan, justru dengan kandungan yang maknawiyah tersebut maka keris memiliki nilai-nilai pedagogis, dan secara terus menerus dianggap akan memiliki relevansi untuk diwariskan kepada generasi yang, lebih muda, meski keris tidak lagi menjadi senjata utama yang diperlukan di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Makna yang mendalam dan pesan-pesan moral serta etika. tersebut, dianggap sebagai suatu bagian dari pemikiran orang Jawa terhadap kebudayaannya, yang dahulunya merupakan bagian dari wacana kebudayaan yang dikembangkan oleh para waliyullah di tanah Jawa, terutama Sunan Kalijaga di Kadilangu. Mengenai bentuk keris beserta tafsir kultural terhadap makna simboliknya, pada masa-masa yang lebih kemudian menjadi bagian dari pengajaran tentang dunia keris, yang sejak jaman Mataram selalu diajarkan kepada masyarakat oleh para pujangga atau lurahing empu.

Termasuk di antaranya tokoh semacam Ki Nom Mataram, Pangeran Wijil (II) di Kartasura, dan oleh tim keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dipimpin Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom, Hamengkunagara (III) (Susuhunan Pakoe Boewana V) sebagaimana dituliskan sebagai salah satu bahan pembahasan di dalam Suluk Tambangraras atau Serat Centhini.

Di dalam pada itu, unsur-unsur yang melekat dan bagan-bahan yang digunakan untuk pembuatan keris, dicandra dan ditafsirkan melalui kandungan pesan-pesannya yang bernuansa Moral dan Etik yang kuat, terutama di dalam kaitan dengan kesinambungan wilayah kehidupan mikrokosmos (jagad kecil) dan makrokosmos (jagad besar).


BEBERAPA PHILOSOFI DHAPUR

a. Philosofi Dhapur BROJOL

Dhapur Brojol, sebagaimana dhapur keris lainnya merupakan suatu karya yang mempunyai muatan spiritual berupa ajaran-ajaran hidup. Secara terminology, brojol memang identik dan terkait dengan masalah kelahiran. Brojol merupakan ungkapan peristiwa kelahiran jabang bayi ke dunia.. Keris berdhapur brojol, sebagai simbol kelahiran bayi sebenarnya bukan pada proses kelahiran itu sendiri (mbrojol-lahir) yang akan disampaikan, akan tetapi ditujukan pada kesucian jabang bayi yang baru dilahirkan, yaitu fitrah manusia. Bayi yang dilahirkan tentunya sangatlah polos dan bersih.

Pesan yang ingin disampaikan oleh empu melalui keris dhapur brojol adalah agar manusia dapat dilahirkan kembali secara spiritual, disucikan, atau kembali ke fitrah atau “Born Again”.

Pada hakekatnya, dalam diri manusia ada fitrah untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan jahat. Nurani manusia selalu merindukan kedamaian dan ketenangan. Jauh di dalam lubuk hati manusia, pada dasarnya selalu ada kerinduan untuk terus menerus mengikuti jalan agama yang benar. Inilah fitrah manusia yang sesungguhnya, fitrah yang diajarkan agama.

Pijetan menunjukkan kelapangan hati, Gandik polos menunjukkan ketabahan

Dhapur Brojol mempunyai ricikan Pijetan yang merupakan symbol dari kelapangan hati. Gandik polos merupakan simbol ketabahan dalam menjalani hidup. Kelapangan hati terhadap sesuatu yang diperoleh, khususnya terhadap keadaan yang tidak menyenangkan hati. Fitrah manusia itu pada dasarnya memiliki kecondongan percaya pada kekuasaan dan takdir Tuhan.

Namun demikian, orang harus wajib berikhtiar, harus berusaha semampunya (wiradat). Namun usaha tersebut perlu dijalani sewajarnya, ora ngoyo atau memaksakan diri diluar batas kemampuannya, melanggar ajaran agama dan merugikan orang lain. Orang yang hidup ngoyo dan neko-neko (bertingkah), cenderung untuk berbuat dan berperilaku tidak baik, yang justru menjauhkan dirinya dari pencapaian fitrahnya sebagai manusia.


b. Philosofi Dhapur TILAM UPIH

TILAM UPIH, dalam terminologi Jawa bermakna tikar yang terbuat dari anyaman daun untuk tidur. Diistilahkan untuk menunjukkan ketenteraman keluarga atau rumah tangga. Oleh karena itu banyak sekali pusaka keluarga yang diberikan secara turun-temurun dalam dhapur tilam Upih. Ini menunjukkan adanya harapan dari para sesepuh keluarga agar anak-cucunya nanti bisa memperoleh ketenteraman dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.


c. Philosofi Dhapur SABUK INTEN

SABUK INTEN, merupakan salah satu dhapur keris yang melambangkan kemakmuran dan atau kemewahan. Dari aspek philosofi, dhapur Sabuk Inten melambangkan kemegahan dan kemewahan yang dimiliki oleh para pemilik modal, pengusaha atau pedagang pada jaman dahulu. Keris Sabuk Inten ini menjadi terkenal, selain karena legendanya, juga karena adanya cerita silat yang sangat populer berjudul Naga Sasra Sabuk Inten karangan S.H. Mintardja pada tahun 1970-an.


d. Philosofi Dhapur SENGKELAT

SENGKELAT, adalah salah satu dhapur keris yang sangat popular di masyarakat. Hal ini tidak lepas dari cerita di balik pembuatan keris Sengkelat, dimana bahan besinya terbuat dari cis (besi penggiring onta) milik Rasululloh SAW, pemberian Sunan AMPEL (versi lain mengatakan Sunan Kalijogo) kepada Empu Supo Mandrangi yang pada akhirnya dibuat menjadi Pusaka Keraton Majapahit dan diberi nama Kanjeng Kyai Ageng Sengkelat.

Keris dhapur Sengkelat merupakan keris Luk 13 yang banyak dipakai dan dimiliki oleh para pimpinan, petinggi dan pegawai pemerintahan guna menjaga stabilitas. Lambang dari keris Luk 13 adalah kestabilan dalam berbagai bidang. Kestabilan dapat diraih jika ketulusan dan kebijaksanaan ada pada hati pemiliknya.


e. Philosofi Dhapur NAGASASRA

NAGA SASRA, adalah salah satu nama Dhapur Keris Luk 13 dengan Gandik berbentuk kepala Naga yang badannya menjulur mengikuti sampai ke hampir pucuk bilah. Umumnya keris dhapur Naga Sasra dihiasi dengan kinatah emas sehingga penampilannya terkesan indah dan lebih berwibawa. Keris Dhapur Naga Sasra berarti Ular yang jumlah sisiknya seribu (beribu-ribu) dan juga dikenal sebagai keris dhapur Sisik Sewu.

Dalam budaya Jawa, Naga diibaratkan sebagai Penjaga. Oleh karena itu banyak kita temui pada pintu sebuah Candi ataupun hiasan lainnya yang dibuat pada jaman dahulu. Selain Penjaga, Naga juga diibaratkan memiliki wibawa yang tinggi.


f. Philosofi Dhapur PULANG GENI

PULANG GENI , merupakan salah satu dhapur keris yang populer dan banyak dikenal karena memiliki padan nama dengan pusaka Arjuna. Pulang Geni bermakna Ratus atau Dupa atau juga Kemenyan. Bahwa manusia hidup harus berusaha memiliki nama harum dengan berperilaku yang baik, suka tolong menolong dan mengisi hidupnya dengan hal-hal atau aktifitas yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Dengan berkelakuan yang baik dan selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, tentu namanya akan selalu dikenang walaupun orang tersebut sudah meninggal. Oleh karena itu, Keris dhapur Pulang Geni umumnya banyak dimiliki oleh para pahlawan atau pejuang.


g. Philosofi Dhapur PANDAWA

PANDAWA adalah Dhapur keris yang banyak terdapat dan dimiliki masyarakat. philosofi dari Dhapur Pandawa ini adalah tentang kehidupan bermasyarakat, maksudnya agar kita dapat mencontoh para tokoh Pandawa dalam pewayangan, antara lain :

1. Yudhistira : Tekun beribadah dan Jujur

2. Bima : Setia dan Perkasa

3. Arjuna : Lemah Lembut dan Sakti

4. Nakula : Pandai berdagang / berwirausaha

5. Sadewa : Pandai beternak / berolah pertanian.

Selanjutnya tinggal kita ingin di posisi mana, yang sesuai dengan bidang kita.


h. Philosofi Dhapur PUTHUT KEMBAR

PUTHUT KEMBAR, oleh banyak kalangan awam disebut sebagai Keris Umpyang. Padahal sesungguhnya Umpyang adalah nama seorang mPu, bukan nama dhapur keris. PUTHUT, dalam terminologi Jawa bermakna Cantrik, atau orang yang membantu atau menjadi murid dari seorang Pandhita / mPu pada jaman dahulu.

Bentuk Puthut ini konon berasal dari legenda tentang cantrik atau santri yang diminta untuk menjaga sebilah pusaka oleh sang Pandhita. Juga diminta untuk terus berdoa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Bentuk orang menggunakan Gelungan di atas kepala, menunjukkan adat menyanggul rambut pada jaman dahulu. Bentuk wajah, walau samar tetapi masih terlihat jelas guratannya.

Beberapa kalangan menyebutkan bahwa dhapur Puthut mulanya dibuat oleh mPu Umpyang yang hidup pada era Pajang awal. Tetapi inipun masih belum bisa dibuktikan secara ilmiah karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah.


i. Philosofi Dhapur SUMELANG

Keris Lurus SUMELANG, dalam bahasa Jawa bermakna kekhawatiran atau kecemasan terhadap sesuatu. Sedangkan Gandring memiliki arti setia atau kesetiaan yang juga bermakna pengabdian. Dengan demikian, Sumelang Gandring memiliki makna sebagai bentuk dari sebuah kecemasan atas ketidaksetiaan akibat adanya perubahan.

Ricikan keris ini antara lain : gandik polos, sogokan satu di bagian depan dan umumnya dangkal dan sempit, serta sraweyan dan tingil. Beberapa kalangan menyebutkan bahwa keris dhapur Sumelang Gandring termasuk keris dhapur yang langka atau jarang ditemui walau banyak dikenal di masyarakat perkerisan.

Konon salah satu pusaka kerajaan Majapahit ada yang bernama Kanjeng Kyai Sumelang Gandring.


j. Philosofi Dhapur JALAK NGORE

Jalak adalah burung yang pandai dan rajin mencari makan, berkelakuan baik, mudah diberi pelajaran dan setia. Sedangkan Ngore berarti bersolek. Dhapur ini membawa pesan bahwa seseorang harus pandai memperindah kata-kata saat menguraikan kalimat untuk mencapai cita-cita. Tentunya agar dapat menguraikan kata-kata perlu belajar dan pengalaman yang memadai serta tidak menyakiti orang lain..


k. Philosofi Dhapur JALAK SANGUTUMPENG

Jalak adalah burung yang pandai dan rajin mencari makan, berkelakuan baik, mudah diberi pelajaran dan setia. Sedangkan Sangutumpeng adalah suatu istilah tentang suatu pesan “bekal Selamat”. Tumpeng dalam tradisi masyarakat Jawa sebagai sarana mengucap syukur kepada Tuhan YME dalam acara selamatan. Dhapur ini membawa pesan bahwa seseorang harus pandai bersyukur dan menyikapi apa yang terjadi dengan penuh kearifan sehingga nantinya “bekal selamat” akan diperoleh di masa kini dan masa yang akan datang.


l. Philosofi Dhapur KIDANG SOKA

KIDANG SOKA, memiliki makna Kijang yang berduka. Bahwa hidup manusia akan selalu ada Duka, tetapi manusia diingatkan agar tidak terlalu larut dalam duka yang dialaminya. Kehidupan masih terus berjalan dan harus terus dilalui dengan semangat hidup yang tinggi.


m. Philosofi Dhapur RAGA PASUNG

RAGA PASUNG, atau Rangga Pasung memiliki makna sesuatu yang dijadikan sebagai Upeti. Dalam hidup di dunia, sesungguhnya hidup dan diri manusia ini telah diupetikan kepada Tuhan YME. Dalam arti bahwa hidup manusia ini sesungguhnya telah diperuntukkan untuk beribadah, menyembah kepada Tuhan YME. Dan karena itu kita manusia harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini sesungguhnya semu dan kesemuanya adalah milik Tuhan YME.


n. Philosofi Dhapur BETHOK BROJOL

BETHOK BROJOL, adalah keris dari tangguh Tua juga. Keris semacam ini umumnya ditemui pada tangguh Tua seperti Kediri/Singosari atau Majapahit. Dikatakan Bethok Brojol karena bentuknya yang pendek dan sederhana tanpa ricikan kecuali Pijetan seperti keris dhapur Brojol.


o. Philosofi Dhapur MEGANTORO

Megantoro merupakan salah satu nama dhapur yang cukup terkenal dari sekian banyak dhapur dalam dunia perkerisan. Bentuk keris ini cukup unik karena keris ini dikategorikan sebagai keris berluk yaitu luk 7. Keunikan keris ini adalah luk hanya ada di bagian bawah dan luk yang ke 7 terlihat lurus sehingga terkesan keris ini terdiri dari dua bagian yaitu berluk dan lurus.

Dalam khasanah bahasa Jawa Megantoro berasal dari dua kata yaitu Mego (Mega) yang berarti awan / angkasa raya dan Antoro bermakna luas tidak terbatas. Nilai falsafah dari Megantoro adalah agar si pemilik keris Megantoro dapat memiliki hati yang lapang selapang / seluas angkasa raya.

Disisi lain masyarakat Jawa juga mengenal falsafah numerologi yaitu angka 7 dalam bahasa Jawa disebut PITU, yang kemudian dalam khasanah otak-atik gatok, sarwo dosok, dikenal pitu sebagai kependekan daripada kata Pitulungan yang berarti pertolongan bermaksud empu mengharapkan agar si pemilik keris selalu mendapatkan pertolongan daripada Yang Maha Kuasa dari sesama dan selalu selamat sentosa.


VERSI LAIN MAKNA DHAPUR KERIS

Berikut ini adalah pendapat lain mengenai beberapa pesan-pesan penilaian terhadap 30 macam bentuk dhapur keris yang dianggap memiliki pasemon-pasemon tertentu yakni :

1. Dhapur Tilamupih mengandung makna pasemon dunia pakerisan, jika seseorang telah mencintai keris sikapnya bagaikan orang yang mencintai seorang perempuan yang menjadi isterinya, dimana ingatan pikirnya selalu tertuju kepadanya.

2. Dhapur Brojol mengandung nasehat agar orang hanya menyampaikan suatu persoalan yang dapat dilaksanakan, tidak ngambra-ambra, dipertimbangan dengan bijak, serta tidak gampang obral janji.

3. Dhapur Jalak Tilamsari dimaksudkan sebagai penutup, maknanya agar orang selalu berada dalam sadar meski sedang tidur sekalipun, sehingga selalu dalam keadaan waspada.

4. Dhapur Jalak Dhindhing mengandung makna tentang hijab/kijab atau sekat, maksud tiga perkara itu, rahasianya dianggitlah, manusia itu yang pasti harus menyebut, Allah dengan Muhammad, ketiganya para rasul Allah.

5. Dhapur Jalak Sangu Tumpeng mengandung makna tempat keyakinan bahwa rejeki memang dari Allah, sehingga manusia itu jangan wancak kalbu, menjadi khawatir tidak memperolehnya karena Allah itu Maha Pemurah dan Pengasih.

6. Dhapur Jalak Ngore maknanya pikiran yang berjalan, sedang manusia tidak boleh terburu-nafsu dan sesuatu yang akan dilakukan harus terlebih dahulu dipikirkan secara sungguh - sungguh.

7. Dhapur Sangkelat mengandung maknanya nyala (kehidupan) hati, maksudnya adalah perilaku yang luhur, dimana pada setiap siang dan malam dalam keadaan apapun hendaknya kewaspadaan jangan sampai ditinggalkan.

8. Dhapur Carita mengandung pesan tentang pengetahuan yang benar, dimana kemampuan keilmuan membutuhan dukungan jaringan dari mereka yang lebih senior dan berpengalaman.

9. Dhapur Sabuktampar mengandung makna kuat tetapi tidak kentara, yakni bahwa rahasia kekuatan ditentukan oleh hati dan diri pribadi.

10. Dhapur Sabukinten mengandung makna suatu yang lebih berharga adalah hati dimana kemuliaan manusia akan ditentukan oleh dasar syariat dan etika yang baik.

11. Dhapur Sempana mengandung makna tentang cita-cita bahwa kejelasan dari suatu pengetahuan harus mampu melakukan prediksi dan perkiraan-perkiraan keadaan secara cerdas.

12. Dhapur Carangsoka mengandung makna tentang kecenderungan kerja, bahwa orang hendaknya dalam hidupnya diniatkan untuk menebar benih kebajikan.

13. Dhapur Pandhawa mengandung makna tentang jalan lima yang benar, bahwa rahasia kematian dari manusia terletak, dari hari pasarannya (Pon-Wage-Kliwon-Legi-Pahing).

14. Dhapur Pandhawa Cinarita mengandung makna tentang lima bentuk ajaran untuk dituakan, yakni menguasai pengetahuan, inderanya wening, bersikap sabar, narima, tidak bersikap murka.

15. Dhapur Kyai Semar Bethok mengandung makna sesuatu yang masih gelap harus dijelaskan, yang menuntut kewajiban manusia mencari kehidupan yang menghasilkan, namun tidak rucah dan melakukan pekerjaan yang tidak terhormat.

16. Dhapur Semar Tinandhu mengandung menghilangkan kegelapan dengan amalan, bahwa perasaan manusia dalam hidup jangan kosong, dan harus memiliki simpanan ilmu agar selamat.

17. Dhapur Semar Angujiwat mengandung maknanya tentang sikap optimis dengan selalu mengingat kebenaran, sehingga dalam segala kehendaknya, manusia tidak tergesa-gesa dengan hati yang terang dan sikap yang sareh sehingga langkahnya tepat.

18. Dhapur Pandhawa Rarya mengandung makna lima persoalan hati (merah, hitam, putih, kuning, hijau), dimana hidup manusia jangan hanyut ke dalam sikap yang melanggar kelima persoalan itu.

19. Dhapur Sempana Blandhong mengandung makna pandangan yang jernih sehingga maneges manekung, manusia dalam berkehendak harus didasarkan pandangan yang tajam (bersikap) meneb tanpa hati yang tergesa, sehingga cita--citanya tercapai.

20. Dhapur Sempana Kinjeng mengandung makna hidup itu bagaikan mimpi, yang pada akhirnya manusia itu akan mengalami kematian.


21. Dhapur Condhong Campur mengandung makna ketajaman hati, dimana manusia harus mampu menyatu dengan segala masalah, tidak kaku dan mengedepankan sikap terlihat baik.

22. Dhapur Campur Bawur mengandung makna kehendak yang pasti, bahwa manusia harus jumblah, kecederungan mengawinkan pikirannya dengan Gusti, bagaikan bercampurnya tembaga emas menjadi suwasa yang murni.

23. Dhapur Pudhak Sategal mengandung makna adalah bentuk yang jadi bahwa, pikiran manusia akan muncul secara spontan karena tidak banyak artinya kalau terlambat.

24. Dhapur Carubuk mengandung makna momot bakuh pengkuh, dimana manusia hendaknya jangan menghindari tantangan dengan memilih yang baik-baik dan menolak yang jelek.

25. Dhapur Sadak mengandung makna kenceng kumandel, agar manusia tidak selalu mengubah-ubah sikapnya hanya karena dorongan nafsu karena akan mengikis kepercayaan dari sesamanya.

26. Dhapur Rara Siduwa mengandung makna tentang manusia yang sering khilaf, agar dirinya selalu menjaga agar tidak selingkuh.

27. Dhapur Kebo Dhengdheng mengandung makna tentang sesuatu yang enak karena meresap, agar manusia mampu komunikasi dengan enak, mudah dan diterima oleh sesamanya.

28. Dhapur Putri Sinaroja mengandung makna untuk saling melengkapi, dimana manusia itu bermacam-macam, tidak ada yang persis sama dan selalu ada saja bedanya.

29. Dhapur Karno Tinandhing mengandung makna sebanding, dimana manusia dituntut untuk selalu mencari pengetahuan tanpa akhir.

30. Dhapur Tebu Sauyun mengandung makna tentang tindakan terpuji, dimana manusia hendaknya bersikap jujur dengan cita-rasa yang sama dan tidak selalu ingin menang sendiri.



_____

● Serat Centini

● Ki Koesni

● Pamor Keris

● Bagian - Bagian dari Sebuah Keris


👁️‍🗨️ Dibaca :


📊 Post Terbaru Lainnya...$type=carousel




💫 Info RAMADHAN$type=carousel

🧿 S O R O T A N$type=carousel

⚖️ HUKUM$type=carousel


Nama

1 Abad PSHT,1,501,1,Aceh,1,AHY,3,Air Bersih,1,Air Terjun Coban Drajat,1,AJI,1,AMSI,1,Andi Raya,1,Angkung,1,Anies Baswedan,1,APDI,1,Artikel,63,Bakesbang,1,Baksos,65,Bali,20,Balikpapan,1,Balon Laka - Lantas,3,Balon Lebaran,3,Balon Udara,17,Bandung,3,Bangkalan,21,Bangkinang,1,Banjarmasin,1,Banjir,17,Bansos,17,Banten,3,Banyumas,1,Banyuwangi,47,Batik,1,Batu,1,Batu Aquamarine,1,Batu Pirus,1,Bawaslu,11,Baznas,3,BBM,1,Bedah Rumah,5,Bekasi,2,BEM,2,Bendungan Bendo,1,Berbagi,2,Berdirinya Madiun,1,Berit,1,Berita,448,Bhayangkari,34,Binrohtal,1,Bitung,1,Blitar,28,Blora,3,BLT DD,1,BNPT,1,Bojonegoro,35,Bondowoso,41,Boyolali,1,BPD,2,Bpjs,1,BPN,6,BPS,1,BPSDM,1,Brebes,2,Brimob,7,Buah Matoa,1,Budaya,20,Bukit Cumbri,1,Bukit Soeharto,1,Bullying,4,Burung Langka,1,Cegah Covid-19,141,Cerita Bermakna,21,Cirebon,3,Cooling System,34,CPNS,1,Cuaca,18,Curanmor,1,Daerah,7,Daftar Raja - Raja Majapahit,1,DAMRI,1,Dana Desa 2020,3,Dana Desa 2021,1,Daya Spiritual,5,DBD,3,Dekopin,1,Demak,3,Denpasar,1,Depok,1,Desa Bancar,6,Desa Bersinar,1,Desa Bogem,1,Desa Bogoarum,1,Desa Carangrejo,1,Desa Geplak,1,Desa Ginuk,1,Desa Gondowido,1,Desa Jatigembol,1,Desa Karangpatihan,2,Desa Kertobanyon,1,Desa Koripan,1,Desa Kranggan,1,Desa Manuk,1,Desa Membangun,1,Desa Nongkodono,1,Desa Pager,1,Desa Purwosari,1,Desa Turi,1,Desa Wayang,1,Dewan,64,Dewan Pers,5,Dewi Srikandhi,1,Dinas Perkim,1,Dompet Dhuafa,1,Donor Darah,4,DPC Partai Perindo Madiun Kota,1,DPD RI,1,DPR RI,5,DPRD,12,DPRD Kota Madiun,2,DPRD Ponorogo,7,Drumband,1,Dunia Spiritual,7,Duta Lalu Lintas,1,Ekonomi,55,Elektronik,1,Erupsi Semeru,9,Fenomena Alam,7,FLS2N,1,G20,2,Ganjar Pranowo,1,Gas Elpiji,2,Giat,310,Gontor Ponorogo,1,GPDRR,1,Grebeg Mulud,1,Grebeg Suro,7,Gresik,49,H. Ipong Muchlissoni,4,H. Muhtarom S.Sos,1,Hardiknas,1,Hari Amal Bhakti Kemenag,1,Hari Anak Nasional,1,Hari Bhayangkara,25,Hari Bumi,1,Hari Buruh,5,Hari Gizi Nasional,1,Hari Ibu,1,Hari Ikan Nasional,1,Hari Kartini,1,Hari Nusantara,1,Hari Santri,2,Hari Tari Sedunia,1,Hari Valentine,1,Harkopnas,1,Harlah Pancasila,2,Hj. Sri Wahyuni,5,HKN,2,Hoegeng Award,1,HPN 2020,1,HPN 2023,1,HPN 2024,7,HSN,1,Hukum,10,HUT RI,3,IKN,3,IKS PI,1,Imlek,1,IMO,7,Imunisasi,2,INCAR,1,Inda Raya,20,Info kesehatan,24,Intan Jaya,52,IPHI,1,IPSI,1,Iptek,20,IPW,1,Jajanan Daerah,4,Jakarta,76,Jambi,1,jate,1,Jateng,3,Jatim,223,Javanese Spiritual,12,Jawa Barat,2,Jawa Tengah,5,Jayapura,5,Jejak Spiritual,11,Jemaah Haji,2,Jember,48,JLS,2,Jombang,22,JTI,1,Jum'at Berkah,2,Jum'at Bersih,4,Jum'at Curhat,58,Kabar-kabari,3,Kabupaten Lengkap,1,Kabupaten ODF,1,Kahupaten Prnajam Paser,1,KAI,1,KAI Daop 7 Madiun,1,Kajari,1,Kalimantan Barat,1,KalTim,3,Kampar,1,Kampung KB,1,Kampung Kertoembo,1,Kampung Pancasila,1,Kampung Tangguh Semeru,5,Kamtibmas,131,Kantor Imigrasi Ponorogo,1,Kapolri,227,Karanganyar,1,Kasus,565,KDRT,1,Keamanan,20,Kebakaran,7,Kebangsaan,1,Kebersihan,6,Kec. Sampung,1,Kecamatan Bungkal,3,Kecamatan Kegunggalar,1,Kecamatan Pulung,1,Kecamatan Siman,1,Kecamatan Sukomoro,1,Kediri,25,Kediri Kota,17,Kekeringan,10,Kemenhan,1,Kependudukan,1,Kereta Api,1,Keris,11,Kesehatan,42,KI Award,1,Kinemaster,1,Kirab Merah Putih,2,KJJT,1,KKD,2,Knalpot Brong,3,Kodim 0802/Ponorogo,161,Kodim 0803/Madiun,1,Kodim 0804/Magetan,4,Kominfo,11,Kompolnas RI,5,Konawe Sulawesi Tenggara,1,Kopwan,2,KOSTI,1,Kota Blitar,5,Kota Kreatif Dunia,1,Kota Magelang,2,Kota Semarang,2,Kota Tegal,1,KOTEKA,1,KPPS,5,KPU,34,KSPPS BMT Halaqoh,1,KTT ASEAN,10,Kue Klepon,1,Kuliner,14,Kunker,1,Kutai Kartanegara,1,KWP,1,Labuan Bajo,5,Laka - Lantas,15,Lamongan,34,Landak,1,Lanny Jaya,1,Lasmini,1,LAZISNU,3,Lebanon,16,Lebaran 2022,8,Lebaran 2023,15,Lebaran 2024,26,Lemhannas RI,1,Literasi Digital,5,Lumajang,35,Madiun,80,Madiun Kota,71,Magetan,83,Mahfud MD,2,MAHUPIKI,3,Makan Gratis,1,Makasar,1,Malang,61,Malang Kota,64,Maluku,1,Manokwari Selatan,1,Masjid Kuncen,1,Media Siber,1,Medsos,1,Merauke,1,Miras,5,Mitos - Mistik,12,Mobil Covid Hunter,1,Mojokerto,48,Mojokerto Kota,27,Monumen Reog Ponorogo,1,Mudik 2022,7,Mudik 2023,34,Mudik 2024,9,MUI,2,Musdes,2,Museum Mpu Tantular,1,Museum Reog,1,Narkoba,85,Nasional,6,Natal,10,Nataru,12,Nawacita,2,Netizen Jatim,1,Nganjuk,25,Ngawi,36,NTB,2,NTT,3,NU,3,OKK,1,Olah raga,46,OMB,4,Ombudsman,1,Operasi Patuh,1,Operasi Zebra,7,Ops Aman Suro,1,Ops Ketupat,19,Ops Lilin,20,Ops Pekat,2,Ops Semeru,22,Ops Yustisi,20,Orang Meninggal,26,Outomotif,1,Pacitan,14,Palembang,1,Pamekasan,21,Pangan,29,Papua,49,Papua Barat,2,Papua Tengah,41,Partai Demokrat,1,Partai Gelora,1,Partai Gerindra,3,Partai Golkar,2,Partai NasDem,5,Partai PKB,1,Pasuruan,34,Pasuruan Kota,6,Pati,2,Pawitandirogo,1,PBB,1,PBVSI,1,PCC,1,PDI Perjuangan,2,Pegunungan Bintang,2,Pekanbaru,7,Pembangunan,33,Pemerintahan,12,Pemilu 2024,83,Pendidikan,86,Penemuan,8,Penghijauan,6,Penghijuan,1,PEPABRI,1,Perang Sarung,4,Peristiwa,230,Perlombaan,1,Pertanian,33,Perwosi,1,Pesilat Cilik,1,Pesona Indonesiaku,30,Petasan,15,Photo News,1,Pilkada,13,Pilkades,18,Pilsek Nawangan,1,Pisang Goreng,1,PKK Akademia,1,PKS Ponorogo,1,Platform Digital,3,PMII,3,PNS,1,Pokdarwis,1,Polda Banten,1,Polda Jateng,39,Polda Jatim,478,Polda NTB,1,Polda Sumbar,2,Polda Sumut,2,Polio,1,Polisi RW,23,Politeknik Negeri Madiun,1,Politik,2,Polres,185,Polres Balitung,1,Polres Bangkalan,38,Polres Banyuwangi,42,Polres Batu,55,Polres Blitar,15,Polres Blitar Kota,16,Polres Bojonegoro,31,Polres Bondowoso,41,Polres Gresik,24,Polres Jember,68,Polres Jombang,21,Polres Kampar,1,Polres Kediri,19,Polres Kediri Kota,45,Polres Kendal,1,Polres Kota Probolinggo,9,Polres Lamongan,31,Polres Landak,47,Polres Lumajang,34,Polres Madiun,24,Polres Madiun Kota,98,Polres Magetan,134,Polres Malang,94,Polres malang Kota,88,Polres Mojokerto,32,Polres Mojokerto Kota,17,Polres Nganjuk,32,Polres Ngawi,140,Polres Pacitan,21,Polres Pamekasan,31,Polres Pasuruan,21,Polres Pasuruan Kota,14,Polres Pekalongan,2,Polres Pekanbaru,1,Polres Ponorogo,681,Polres Probolinggo,44,Polres Puncak Jaya,64,Polres Purbalingga,1,Polres Salatiga,1,Polres Sampang,14,Polres Sidoarjo,13,Polres Situbondo,67,Polres Sragen,1,Polres Sukorejo,2,Polres Sumenep,20,Polres Tanjung Perak,42,Polres Tegal,1,Polres Torut,1,Polres Trenggalek,22,Polres Tuban,30,Polres Tulungagung,62,Polres Wonogiri,1,Polresta,2,Polresta Banyumas,6,Polresta Banyuwangi,5,Polresta Sidoarjo,28,Polrestabes Surabaya,78,Polri,643,Polsej Padas,1,Polsek Air Besar,76,Polsek Babadan,16,Polsek Badegan,20,Polsek Balong,20,Polsek Bungkal,6,Polsek Jambon,10,Polsek Jenangan,10,Polsek Jetis,2,Polsek Jiwan,2,Polsek Jogorogo,3,Polsek Karangjati,2,Polsek Kartoharjo,2,Polsek Kauman,2,Polsek Kedunggalar,3,Polsek Mlarak,24,Polsek Ngebel,9,Polsek Ngerambe,1,Polsek Ngrambe,11,Polsek Ngrayun,26,Polsek Padas,1,Polsek Pangkur,1,Polsek Paron,4,Polsek Pitu,1,Polsek Plaosan,1,Polsek Ponorogo,22,Polsek Pudak,7,Polsek Pulung,44,Polsek Sambit,6,Polsek Sampung,6,Polsek Sawahan,1,Polsek Sawoo,7,Polsek Siman,23,Polsek Sine,4,Polsek Slahung,21,Polsek Sooko,36,Polsek Sukorejo,63,Polsek Sumoroto,18,Polsek Taman,1,Polsek Tandes,1,Polsek Widodaren,2,Polwan,30,Ponorogo,372,Ponorogo Creative Festival,1,Ponpes Temboro,1,Porprov Jatim,1,PP Muhammadiyah,1,PPDB,1,PPK,1,PPWI,1,Prabowo - Gibran,4,Prabowo Subianto,3,Pramuka,1,Presiden Joko Widodo,11,Prestasi,65,Probolinggo,71,Probolinggo Kota,10,Program PTSL,11,PSHT,13,PSHT Pusat Madiun,2,PSHW-TM,2,PSSI,1,PT INKA,4,PTDH,1,Publik,23,Puncak Jaya,538,Pungli,1,Purbalingga,2,PWI,4,PWO Dwipa,1,Ramadhan,90,Rekor MURI,2,Release Akhir Tahun,2,Religi,31,Reog,12,Reog Singo Gemoeling,1,Resnarkoba,3,Reyog,3,Riau,7,Road Race,1,RS Darmayu,1,RS Dr. Sayidiman,1,RSPPN,1,RSUD Dr Harjono,1,RSUD dr Sayidiman,3,Rutan Ponorogo,3,S.Pd,1,S.Sos,1,Sabang,1,Samarinda,1,Sampang,20,Satlantas,68,Satpol PP,4,SBMR,1,Sejarah,154,Semarang,7,Sertijab,5,Service,1,Shalawat Asyghil,1,Sidoarjo,31,Simalungun,1,Sinergitas,1,Situbondo,17,SMK PGRI 1 Wlingi,1,SMK Yosonegoro,1,SMKN 1 Magetan,1,SMKN 2 Ponorogo,1,Sosial,55,SPBE,2,Srambang Park,2,Stunting,2,Sugiri Sancoko,10,Sukabumi,1,Sulsel,1,Sumatera Selatan,1,Sumatera Utara,3,Sumenep,19,Sunarto,1,Supriyanto,2,Surabaya,158,Surakarta,7,Suran Agung,1,Tanah Longsor,1,Tanaman Bermanfaat,32,Tari Massal,1,Tasikmalaya,1,TBC,1,Telaga Ngebel,5,Telaga Sarangan,1,TIK,1,Timika,12,Tingginambut,6,Tips Bermanfaat,7,Titik Nol,2,TK Kartika IV-20 Ponorogo,1,TMMD,5,TNI,277,Tokoh,43,TP PKK,18,TPPO,15,Tradisi,11,Transportasi,1,treng,1,Trenggalek,24,Tuban,6,Tulungagung,34,U-17,9,UCCN,1,UMKM,10,UMM,1,Umum,10,UNESCO,7,Unibraw,1,Universitas Muhammadiyah,1,Unjuk Rasa,1,Utama,3,Vaksinasi,123,Verawaty Thaib SIK,1,Virus Corona,20,Waduk Bendo,1,Wanaartha Life,1,Wayang,7,Wingko,1,Wisata,6,Wisata Daerah,77,Wisata Ponorogo,7,Wisata Religi,19,WTP,2,Yahukimo,8,Yogyakarta,3,Zona Integritas,1,
ltr
item
Netizen Word: Makna Filosofi dan Kekuatan Simbolik Dhapur Keris
Makna Filosofi dan Kekuatan Simbolik Dhapur Keris
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOP-UOitm1MLmiZnFD2SWCZwKHEJbqjEo3TgLVlBk6o2woEU5H2CDPnrl1bVLWkLbDPC1hu1V3rHonzlE1FHZCr8M14x_QUEyEnq1K6Kf4PFt5X96LXWIM2UQThUM6iwcAc2xIHTwZB2Eg/s320/IMG-20210123-WA0001%257E2.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOP-UOitm1MLmiZnFD2SWCZwKHEJbqjEo3TgLVlBk6o2woEU5H2CDPnrl1bVLWkLbDPC1hu1V3rHonzlE1FHZCr8M14x_QUEyEnq1K6Kf4PFt5X96LXWIM2UQThUM6iwcAc2xIHTwZB2Eg/s72-c/IMG-20210123-WA0001%257E2.jpg
Netizen Word
https://www.netizenword.com/2021/01/makna-filosofi-dan-kekuatan-simbolik.html
https://www.netizenword.com/
https://www.netizenword.com/
https://www.netizenword.com/2021/01/makna-filosofi-dan-kekuatan-simbolik.html
true
1914908294925827969
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy