🔲 UPDATE

Tradisi Metik / Panen Padi

Tadisi metik padi.
Saat padi-padi sudah mulai menguning sebagai tanda bahwa padi siap untuk dipanen, ada tradisi unik saat menyambut panen padi, yang dilakukan oleh para petani di jawa, yang meyebutnya dengan istilah "metik/metil".

Saat metik, warga desa, petani yang akan memanen padinya datang ke sawah yang siap dipanen dengan membawa ingkung atau buceng, yang dilengkapi berbagai macam lauk-pauk, yang kemudian mengundang warga sekitar atau yang rumahnya dekat sawah untuk berkumpul tasyakuran kirim do'a atas limpahan panen padinya.

Adapula dengan acara adat, yaitu membawa nasi tumpeng / buceng yang lengkap dengan lauknya ke rumah adat desa.

Buceng ini, kemudian dikirab atau diarak sepanjang jalan desa sejauh beberapa kilo meter, menuju persawahan desa guna mengikuti upacara adat metik padi, yang dikemas oleh warga.

Tampak dalam arak-arakan paling depan, kepala desa memimpin rombongan dengan membawa hasil bumi dan sesaji berupa pisang, kelapa, telur ayam, bunga 7 rupa, dan rokok klobot, dalam wadah berupa baskom.

Pada barisan belakang, nampak ratusan warga dengan pakaian adatnya, membawa buceng dan ingkung.

Lukisan Dewi Sri.
Sesampainya di area persawahan, sesepuh desa akan mengambil sejumput tanaman padi untuk melakukan upacara "wiwit metik", dengan membacakan doa dan selanjutnya melakukan prosesi "boyong mentenan", dengan membawa sejumput padi tadi, kembali ke rumah adat desa.

Tradisi ini lazim dilakukan menjelang panen sebagai wujud syukur atas limpahan rezeki, berupa tanaman padi yang bagus. Dalam upacara ini juga ada prosesi tarian umbul dungo, yang menggambarkan bapak tani yang menghalau hama.

Tradisi selamatan metik padi juga sebagai bentuk ikhtiar menjaga “dewi sri/padi”, agar selalu terbebas dari serangan hama dan penyakit, yang menyerang tanaman padi. (*)



_____________
Tradisi jawa dwipa

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image