Pendopo Agung Trowulan Bukti Kemegahan Majapahit
0 menit baca
![]() |
Gapura ke-2 pintu masuk ke Pendopo Agung Trowulan. |
Majapahit sebuah kerajaan besar yang didirikan pada tahun 1293 Masehi setelah Raden Wijaya atau Sanggramawijaya (Raja Pertama Kerajaan Majapahit) membuka hutan Tarik di wilayah Mojokerto.
Kerajaan ini Mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350 – 1389 masehi).
Sebelum tahun 1964, di wilayah Ngelinguk, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, telah ditemukan deretan umpak batu (batu penyangga tiang) sebanyak 26 buah dan berdenah segi enam yang membujur dari barat ke timur.
Deretan umpak tersebut diduga sebagai batu penyangga tiang dari pendopo yang sangat besar, yang selanjutnya diyakini bahwa pendopo yang dahulu berdiri diatas umpak ini adalah pendopo Kerajaan Majapahit.
Berdasarkan hal tersebut, Komandan Korem 082 Kodam Brawijaya, Kolonel Sampoerna memprakarsai pembangunan Pendopo Agung Trowulan melalui Yayasan Bina Mojopahit.
Pembangunan ini dilaksanakan pada tahun 1964 – 1973 dan dibangun dengan gaya Joglo Jawa, seluruh bagian bangunan pendopo terbuat dari kayu, kecuali umpak penyangga tiang.
Pembangunan Pendopo Agung menggunakan 16 buah umpak batu dari penemuan umpak di Dusun Ngelinguk sebagai penyangga tiang, 3 diantaranya dibiarkan pada posisi awal saat ditemukan dan difungsikan sebagai umpak saka guru (penyangga utama). Selain itu, satu umpak digunakan sebagai candra sengkala (simbol tahun) berdirinya pendopo dan sisanya diletakkan pada halaman sebelah barat pendopo.
Saat ini, Pendopo Agung ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Suasana yang tenang dan sejuk membuat para pengunjung betah untuk berlama-lama berada disini.
Setelah memasuki gapura yang dibangun dengan gaya candi bentar (gapura yang bagian atasnya terpisah antara satu dengan yang lainnya), pengunjung akan langsung melihat patung Raden Wijaya yang berdiri gagah. Dibelakang gapura sebelah kanan terdapat cungkup yang dibawahnya terdapat prasarti berupa patung separuh badan Mahapatih Gajahmada, prasasti ini diresmikan oleh Komando Pusat Polisi Militer pada 22 Juni 1986.
Dua buah relief menghiasi dinding di belakang Pendopo. Relief pertama menceritakan tentang penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Kerajaan Majapahit, dan relief kedua menggambarkan kisah saat Mahapatih Gajah Mada mengangkat Sumpah Amukti Palapa.
![]() |
Batu Paku Bumi, tempat menambat Gajah. |
Di belakang Pendopo Agung terdapat situs Paku Bumi, yaitu sebuah batu yang konon sebagai tempat untuk mengikat gajah yang ditunggangi oleh Mahapatih Gajah Mada.
![]() |
Gapura Masuk ke situs Makam Panggung (foto. Des' 2019). |
Diluar tembok belakang Pendopo Agung berdiri apik sebuah bangunan yang dipercaya sebagai tempat Raden Wijaya bertapa dan mendapatkan wahyu untuk mendirikan Kerajaan Majapahit yang disebut sebagai Situs Makam Panggung. Setiap tanggal 1 bulan suro, ditempat ini, masyarakat Mojokerto mengadakan Grebeg Suro yang diramaikan dengan acara kirab pusaka, penampilan kesenian daerah dan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Akses untuk menuju Pendopo Agung Trowulan bisa ditempuh dengan cukup mudah.(*)