Sejarah JAWA Pernah MENJAJAH Kamboja, Thailand, Vietnam dan Laos di Zaman Kuno
0 menit baca
Banyak anggapan bahwa Era emas kuno Nusantara ada di zaman Majapahit (Jawa) dan Sriwijaya (Sumatra). Bahkan, pemerhati sejarah sekalipun sering luput dalam memperhatikan bahwa Nusantara, khususnya Jawa, pernah mengalami era keemasan yang bahkan melebihi dua kerajaan tersebut.
Nusantara pernah mengalami era keemasan paling gemilang di abad ke-8 dan 9 pada era kemaharajaan Medang atau yang sering dikenal sebagai Mataram kuno yang berpusat di sekitar Jawa tengah.
Kerajaan inilah yang membangun bangunan-bangunan fenomenal seperti candi Borobudur, Prambanan dan candi-candi besar lain. Di era Medang, Pasukan jawa menyerang ke ke segala penjuru, Salah satunya kerajaan chenla yang saat itu menguasai asia tenggara daratan meliputi Kamboja, Thailand, Vietnam dan laos.
Bukti-bukti serangan, penaklukan dan pendudukan tersebut tertuang dalam berbagai prasasti, inskripsi dan cerita turun temurun penduduk di kawasan kekuasaan chenla.
Salah satu sumber informasi yang paling terkenal adalah kuil sdok kok thom yang memuat inskripsi tentang kemerdekaan Kamboja dari jawa di bawah pimpinan Jayavarman II yang telah pernah tinggal dan mendapat pendidikan di istana raja Jawa. Inskripsi tersebut tertulis dengan kalimat,” Saat yang mulia parameswara datang dari JAWA untuk bertahta di kota kerajaan Indrapura, Sivakailaya, seorang pendeta keluarga kerajaan telah mengabdi sebagai gurunya sang raja dan mendapat tempat sebagai pendeta kerajaan”.
Inskripsi berikutanya adalah dari pendeta Brahmana bernama Hiranyadama yang tertulis dengan kalimat berikut,” Sangat mahir dalam ilmu kesaktian, datang dari Janapada memenuhi undangan yang mulia Raja untuk melakukan ritual suci agar Kambujadesa (tanah kerajaan bekas chenla) dapat terselamatkan dari pendudukan Jawa".
Tak hanya itu, beberapa prasasti dan catatan-catatan dari era dinasti Tang yang disusun oleh Ouyang xiu dan song qi juga mencatat kemunduran drastis kemaharajaan chenla di abad ke 8 terutama bertepatan dengan era maharaja Dharanindra dari dinasti syailendra Medang.
Tidak mengherankan bila arti dari Dharanindra dalam prasasti kelurak tahun 782 M disebutkan sebagai “Penumpas musuh-musuh Perkasa”.
Pemeritah kamboja sendiri sebagai bekas pusat kerajaan chenla telah mengakui dan mencantumkan era penjajahan jawa atas negerinya di zaman kuno dalam berbagai buku sejarah dan website resmi pemerintah mereka yang berkaitan dengan sejarah negerinya. Bahkan situs semacam Cambodia-travel pun mencantumkan sejarah pendudukan Jawa di salah satu lamannya.
Banyak tipe bangunan dan adat dari kerajaan Khmer sebagai suksesor Kemaharajaan chenla yang mengambil tradisi-tradisi Jawa mulai dari tata pemerintahan, konsep dewaraja, bahkan hingga ke tipe-tipe bangunan mereka.
Hal ini dapat dimaklumi karena pendiri kerajaan khmer adalah Jayavarman II yang pernah tinggal dan di didik di istana raja Medang.(*)
Sumber tulisan :
-Prasasti Sdok kok Thom
-Prasasti Kelurak
-Cambodian History