🔲 UPDATE

Kerajaan Singasari Runtuh Oleh Serbuan Gelang-Gelang, Bukan Kadhiri


Buku-buku sejarah yang beredar di sekolah, ataupun novel sejarah, kebanyakan menulis Kerajaan Singasari runtuh akibat serangan jayakatwang, raja Kadhiri.

Hal ini mengacu kepada naskah Nagarakrtagama, bahwa Jayakatwang adalah raja Kadhiri sewaktu menyerang Singasari. Perlu diketahui bahwa Nagarakrtagama selesai ditulis pada 1365, sehingga ada selisih 73 tahun dengan runtuhnya Singasari pada 1292.

Bukan tidak mungkin rentang waktu yang cukup lama ini membuat Prapanca ada sedikit kekeliruan dalam menulis tentang sejarah Jayakatwang.
Berita yang lebih valid kita temukan dalam Prasasti Kudadu yg ditulis tahun 1294, hanya berselang dua tahun dari peristiwa runtuhnya Singasari.

Pada prasasti itu dikisahkan bahwa Nararya Sanggramawijaya ditolong oleh kepala desa Kudadu sewaktu dikejar-kejar oleh tentara Gelang-Gelang. Para sejarawan kala itu sempat menduga bahwa Gelang-Gelang adalah nama lain Kadhiri.

Berita dalam Nagarakrtagama akhirnya gugur oleh penemuan Prasasti Mula Malurung yang menyebutkan bahwa Gelang-Gelang dan Kadhiri adalah dua tempat yang berbeda.

Prasasti yang ditulis tahun 1255 pada zaman Wisnuwardhana menjadi raja Singasari itu menyebutkan bahwa raja Daha di Bhumi Kadhiri dijabat oleh Kertanagara, sedangkan raja Gelang-Gelang di Bhumi Wurawan dijabat oleh Jayakatwang.

Disebutkan pula bahwa Kertanagara adalah putra Wisnuwardhana, sedangkan Jayakatwang adalah menantu Wisnuwardhana.
Sudah dapat dipastikan bahwa Kerajaan Daha di Bhumi Kadhiri saat ini dikenal sebagai Kabupaten Kediri.

Namun bagaimana dengan Gelang-Gelang di Bhumi Wurawan? Nama Wurawan sendiri pada akhirnya mengalami pergeseran menjadi Ngurawan, yaitu nama lama Kecamatan Dolopo, di Kabupaten Madiun.

Bahkan, sampai sekarang pun di Kecamatan Dolopo masih ditemukan adanya dusun bernama Ngrawan. Juga di dekat Ngrawan terdapat pula dusun Gelang.

Dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Gelang-Gelang pada akhirnya mengalami pergeseran nama menjadi dusun Gelang, sedangkan Bhumi Wurawan mengalami pergeseran nama menjadi dusun Ngrawan.
Memang di daerah Ngrawan banyak ditemukan pula benda-benda purbakala yang diyakini warga setempat sebagai peninggalan Kerajaan Gelang-Gelang.

Sayang sekali buku sejarah di sekolah sudah terlanjur menyebutkan bahwa Singasari runtuh akibat serangan Kadhiri, sehingga nama Gelang-Gelang jarang sekali diketahui orang. Mungkin saja, setelah Kertanagara tewas, pusat kerajaan dipindah oleh Jayakatwang dari Singasari ke Kadhiri. Mungkin pula Prapanca tidak mengetahui bahwa sebelum menjadi raja di Kadhiri, Jayakatwang adalah raja bawahan di Gelang-Gelang.

Namun Prapanca juga menyebutkan bahwa Jayakatwang adalah keturunan Kertajaya, raja terakhir Kadhiri, sehingga benar pemberitaan Pararaton, bahwa pemberontakan Jayakatwang dilandasi motif balas dendam, di mana Jayakatwang ingin sekali menghidupkan kembali Kadhiri sebagai pusat kekuasaan di tanah Jawa.

Di Kecamatan Dolopo selain ditemukan nama dusun Gelang dan Ngrawan, juga ditemukan nama dusun Doho dan Pamenang. Padahal Daha adalah nama ibu kota Kerajaan Kadhiri, sedangkan Pamenang adalah nama tempat Sri Jayabhaya mencapai moksa.

Nama-nama tersebut ditetapkan oleh Jayakatwang sewaktu masih menjadi raja bawahan di Gelang-Gelang dengan tujuan bernostalgia dan mengobati kerinduan terhadap Bhumi Kadhiri, kampung halamannya.

Kerinduan itu akhirnya terobati setelah ia menghancurkan Kerajaan Singasari dan mendirikan kembali Kerajaan Kadhiri.(*)





Sumber link yg bisa dikunjungi :
kecamatandolopo.blogspot
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image