Situs Sendang Beji, Karangpatihan - Ponorogo
0 menit baca
Ponorogo, NETIZENWORD.com - Sendang Beji diyakini sebagai salah satu situs peninggalan Kerajaan Majapahit yang terdapat di Ponorogo.
Lokasinya diujung Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo terdapat sebuah kolam bernama Sendang Beji.
Masyarakat sekitar menyakini kolam berukuran 16x16 meter itu, merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Bahkan pada 2017 lalu, kolam tersebut juga sudah diteliti oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dari Trowulan, Mojokerto.
Namun ada pendapat lain menyebutkan, kolam tersebut bahkan sudah ada sebelum Majapahit berjaya. Seperti yang disampaikan Sekretaris Desa Karangpatihan, Marni Wibowo.
"Masyarakat percaya ini sudah ada sejak zaman kepemimpinan Raden Panji waktu Kerajaan Kertajaya, Kediri. Tapi kita juga nggak tahu tepatnya kapan kolam ini ada atau dibuat," tutur Marni.
Marni kemudian bercerita, Sendang Beji yang dulu tidak seperti apa yang tampak sekarang. Kolam tersebut dulu dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk sumber pengairan. Bahkan tak jarang digunakan untuk mandi.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai enggan beraktivitas di sekitar sendang.
"Apalagi dibumbui cerita mistis di sana, kalau ada yang memancing ikan di sana terus dimakan, orang tersebut bisa mati, sakit -sakitan dan lain-lain" tambahnya.
Cerita tersebut beredar sehingga warga tidak berani mendekati Sendang. Suasana kolam pun kian terkesan angker ditumbuhi tanaman rambat karena jarang terjamah manusia.
"Malah orang dari luar kota banyak yang datang ke sendang tersebut untuk bermeditasi, mereka ada yang berasal dari ; Kediri, Tulungagung, Malang, Jember dan Banyuwangi," lanjutnya.
Kemudian juru kunci Sendang Beji, Sugito menjelaskan, dulu ada 9 arca yang di sekitar kolam. Namun saat ini tinggal tersisa 2. Ia berharap, kolam tersebut dijadikan cagar budaya oleh pemerintah.
Di belakang arca ada sumber airnya jadi keluar air dari bagian mulut arca. Masyarakat sekitar Beji berharap sendang tersebut bisa segera dipugar dan diperbaiki agar bisa dinikmati anak cucu sekaligus sebagai sumber destinasi wisata desa dan cagar budaya.(*)
Lokasinya diujung Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo terdapat sebuah kolam bernama Sendang Beji.
Masyarakat sekitar menyakini kolam berukuran 16x16 meter itu, merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Bahkan pada 2017 lalu, kolam tersebut juga sudah diteliti oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dari Trowulan, Mojokerto.
Namun ada pendapat lain menyebutkan, kolam tersebut bahkan sudah ada sebelum Majapahit berjaya. Seperti yang disampaikan Sekretaris Desa Karangpatihan, Marni Wibowo.
"Masyarakat percaya ini sudah ada sejak zaman kepemimpinan Raden Panji waktu Kerajaan Kertajaya, Kediri. Tapi kita juga nggak tahu tepatnya kapan kolam ini ada atau dibuat," tutur Marni.
Marni kemudian bercerita, Sendang Beji yang dulu tidak seperti apa yang tampak sekarang. Kolam tersebut dulu dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk sumber pengairan. Bahkan tak jarang digunakan untuk mandi.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai enggan beraktivitas di sekitar sendang.
"Apalagi dibumbui cerita mistis di sana, kalau ada yang memancing ikan di sana terus dimakan, orang tersebut bisa mati, sakit -sakitan dan lain-lain" tambahnya.
Cerita tersebut beredar sehingga warga tidak berani mendekati Sendang. Suasana kolam pun kian terkesan angker ditumbuhi tanaman rambat karena jarang terjamah manusia.
"Malah orang dari luar kota banyak yang datang ke sendang tersebut untuk bermeditasi, mereka ada yang berasal dari ; Kediri, Tulungagung, Malang, Jember dan Banyuwangi," lanjutnya.
Kemudian juru kunci Sendang Beji, Sugito menjelaskan, dulu ada 9 arca yang di sekitar kolam. Namun saat ini tinggal tersisa 2. Ia berharap, kolam tersebut dijadikan cagar budaya oleh pemerintah.
Di belakang arca ada sumber airnya jadi keluar air dari bagian mulut arca. Masyarakat sekitar Beji berharap sendang tersebut bisa segera dipugar dan diperbaiki agar bisa dinikmati anak cucu sekaligus sebagai sumber destinasi wisata desa dan cagar budaya.(*)